search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pemkab Gelar Ritual
Rabu, 2 April 2008, 19:02 WITA Follow
image

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Hingga memasuki hari ke 14, Rabu (2/4) wabah Muntaber yang melanda Karangasem masih belum menunjukkan tanda-tanda berhenti, malahan data mencatat dari hari ke harinya selalu saja ada yang kembali dibawa ke RS dengan kasus yang sama. Pemkab Karangasem sepertinya harus menempuh berbagai cara untuk meminimalkan jatuhnya korban akibat virus yang berkembang cepat itu, salah satunya secara niskala yakni dengan melaksanakan ritual Upacara Pamilayu Jagat yang dipusatkan di Pura Jagatnatha pada Budha Kliwon Matal Sasih Kedasa.


Upacara yang bermakna menolak marabahaya dan bencana itu dipuput Ida Pedanda Gede Ketut Abah dari Geria Bungaya Bebandem. Prosesi upacara ini diawali dengan matur piuning dan Nunas Tirta di Pura Dalem Peed Nusa Penida Klungkung selanjutnya distanakan di Pura Padmasana Kantor Bupati Karangasem. Upacara dilanjutkan pemujaan sulinggih ngastawa puja upacara Pamilayu Jagat, dilanjutkan persembahyangan umat yang diikuti para PNS di lingkungan Pemkab Karangasem dan warga Karangasem lainnya.


Rangkaian ritual berikutnya akan dilakukan pembagian Tirta (air suci, red) dari Pura Dalem Peed kepada Kecamatan-Kecamatan untuk selanjutnya dibagikan kepada Desa Pakraman di wilayahnya masing-masing. Kabag Kesra PP Setdakab Karangasem Ida Bagus Wayan Jungutan, S.sos, menjelaskan prosesi ritual ini akan dilanjutkan hingga ke tingkat desa pakraman hingga pada tingkat perumahan, dengan perlengkapan upacara yang sudah disebar sebelumnya.


“Musibah bencana penyakit yang menimpa warga masyarakat Karangasem dalam wujud muntaber yang masih berlangsung hingga kini, selain akibat efek nyata tercemarnya air konsumsi masyarakat oleh bakteri E-Coli, juga diperlukan upaya secara niskala dalam bentuk upakara Pamilayu Jagat. Sesuai petunjuk Sulinggih, upaya secara niskala dimaksudkan untuk menyeimbangkan penanganan secara pisik sekala (kuratif) melalui pelayanan kesehatan, dengan menggelar upacara Pamilayu Jagat sesuai kepercayaan umat Hindu. Diharapkan, masyarakat dapat mendukung pelaksanaan kegiatan ritual tersebut demi memohon keselamatan dan perlindungan agar musibah tidak meluas dan menambah korban di pihak masyarakat,” terang Ida Bagus Jungutan. 

Reporter: bbn/ctg



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami