search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Di Yeh Embang, 62 Orang Kena Muntaber
Rabu, 3 September 2008, 16:06 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Hasil pengecekan Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Jembrana bersama Dinas Kesehatan Propinsi Bali ke 6 dusun di wilayah Yehembang dan sekitarnya ditemukan 62 warga yang terkena muntaber.

Kepala Dusun Sumbul, Yehembang, Mendoyo, Alit Wiryana ketika dikonfirmasi Rabu (3/9) mengatakan sampai saat ini 10 orang warganya terjangkit wabah muntaber.



"Sampai saat ini 10 orang warga saya sudah kena muntaber namun semuanya sudah mendapat penanganan," ujarnya singkat.

Kepala Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Jembrana, I Putu Suasta Mengungkapkan, dari 62 orang yang terkena wabah tersebut tidak semuanya murni muntaber tetapi campuran lantaran ada yang hanya muntah-muntah saja maupun ada yang mencret saja.

"Memang ada beberapa diantaranya menderita muntaber atau yang dalam bahasa kedokteran disebut gastro enteritis (GE) dimana akibat gangguan pencernaan pasien mengeluarkan kotoran dari mulut dan dubur namun ada yang hanya mencret saja dan ada juga yang muntah-muntah saja.



"Kalau pasien muntaber biasanya disertai dengan penurunan kesadaran dan dehidrasi. Namun yang terjadi di Yehembang ini campuran, ada yang memang muntaber namun ada yang hanya muntah-muntah saja atau mencret saja," terangnya.

Menurut Suasta, pihaknya juga belum tahu penyebab wabah muntaber ini. "Saya belum berani pastikan apakah penyebab muntaber ini karena air yang dikonsumsi warga atau faktor lainnya," kata Suasta.



Suasta menyatakan sudah mengambil sampel beberapa titik mata air yang dimanfaatkan warga yang diperkirakan menjadi penyebab wabah ini untuk diperiksa di laboratorium.

"Kita sudah ambil sampel sumber air yang kita perkirakan menjadi penyebab wabah tersebut. Kita masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium tersebut," ujarnya.

Lanjut Suasta, untuk menekan penyebaran wabah itu pihaknya sudah melakukan berbagai langkah yakni dengan memberi kaporit di semua sumber mata air, menyiagakan pelayanan terpadu mulai dari Posdayandu, Puskesmas sampai rumah sakit.

"Posdayandu kita siagakan yang biasanya seminggu sekali kita aktifkan setiap hari. Yang jelas kita siaga penuh dengan adanya wabah ini namun statusnya belum termasuk kondisi luar biasa (KLB),"pungkasnya. (dey)

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami