Dadong Meninggal Karena Muntaber
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, JEMBRANA.
Wabah muntaber di Jembrana yang berlangsung beberapa hari belakangan ini mulai menelan korban jiwa. Seorang dadong atau nenek, Desak Ketut Dendi (70), warga Banjar Wali, Yehembang, Mendoyo harus menghembuskan nafas
terakhir lantaran dirinya terserang wabah muntaber.
Dewa Putu Gama (54), salah seorang anak korban ketika ditemui di rumah duka Jumat (5/9) menceritakan mulai Kamis (4/9) pagi ibunya mengalami sakit perut yang cukup parah kemudian oleh keluarganya dibawa ke pos kesehatan di wilayah setempat.
"Korban diberi oralit dan diinfus sampai menghabiskan infus 5 botol," ujarnya. Lanjut Gama, siang harinya kondisi korban berangsur-angsur membaik bahkan sudah mulai bisa makan. "Pihak keluarga sedikit tenang melihat kondisi ibu yang sudah mulai membaik," katanya.
Namun hal ini hanya berlangsung sesaat saja setelah sore harinya korban kembali mengeluhkan sakit yang teramat sangat di bagian perut disertai muntah-muntah. "Kami langsung berinisiatif membawa korban ke rumah sakit, namun di tengah perjalanan ke rumah sakit korban menghembuskan nafas terakhirnya," terang Gama.
Menurut Gama, berdasarkan keterangan dari petugas posyandu yang sempat ditemuinya, korban diduga meninggal karena terserang muntaber. "Tadi kami konsultasi dengan petugas posdayandu, kesimpulannya korban meninggal karena muntaber," ungkapnya.
Gama juga menyatakan sebelum meninggal ibunya tidak menyantap makanan yang aneh-aneh. "Makanan yang disantap korban sama dengan makanan yang disantapnya sehari-hari," tandasnya.
Ternyata di rumah korban, tidak hanya korban yang terserang muntaber. Dewa Kadek Wibawa (43), anak korban lainnya mengalami serangan muntaber. Namun nyawa Wibawa masih tertolong lantaran secara kontinyu melakukan pemeriksaan dan pengobatan. "Selama 3 hari berturut-turut saya mencret tapi sekarang sudah agak baikan," ucap Wibawa saat ditemui Beritabali.com di rumah duka, Jumat (5/9). (dey)
Reporter: bbn/rob