search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Wabah Muntaber Reda, KLB Belum Dicabut
Selasa, 16 September 2008, 15:15 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Setelah berlangsung selama kurang lebih 2 pekan, akhirnya wabah muntaber yang sampai merenggut korban jiwa di Desa Yehembang Kangin, Mendoyo berangsur-angsur mereda. Di Banjar Wali, sampai tanggal 10 September sudah tidak ada penderita baru lagi sedangkan di Banjar Bangli, sampai tanggal 5 September, jumlah penderita baru yang dilaporkan nihil.



Kepala Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial, I Putu Swasta, Selasa (16/9) mengungkapkan selama wabah muntaber berlangsung jumlah penderita yang positif dinyatakan menderita muntaber mencapai di 2 banjar tersebut mencapai 73 orang dengan rincian 40 orang di Banjar Wali dan 33 orang di Banjar Bangli.

"Sedangkan kasus-kasus di daerah lain mulai mereda karena sifatnya sporadis," ujarnya. Namun, lanjut Swasta, status kejadian luar biasa (KLB) belum dicabut karena menyangkut pelayanan di rumah sakit. "Untuk pengobatan penderita muntaber kita gratiskan," terangnya. Menurut Swasta, pencabutan status KLB akan segera dilakukan jika tim surveilans kecamatan dan kabupaten yang turun ke lokasi wabah sudah tidak menemukan lagi kasus muntaber.



"Laporan yang kami terima tentang nihilnya kasus baru datang dari tim posdayandu. Tapi kami perlu mengecek juga ke lokasi wabah untuk memastikan tidak ada penderita baru lagi. Kalau sudah nihil, status KLB akan segera dicabut," terangnya seraya memastikan tim surveilans akan turun hari ini.



Suasta juga memastikan wabah muntaber tersebut disebabkan oleh bakteri e-coli patogen yang disebarkan melalui makanan dan minuman. "Dari hasil pemeriksaan atas sampel air diketahui ternyata penyebab wabah muntaber tersebut adalah bakteri e-coli patogen yang disebarkan lewat makanan dan minuman," terangnya. (dey)

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami