search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Baru Sebulan, Senderan Ambruk
Sabtu, 11 Oktober 2008, 19:03 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Senderan sepanjang 13 m dan tinggi 7 m di sisi selatan balai Dusun Dangin Pangkung Jangu, Pohsanten, Mendoyo ambruk, Sabtu (11/10). Padahal senderan yang dibangun dengan alokasi dana desa (ADD) untuk mengamankan balai dusun itu baru berumur sekitar sebulan. Reruntuhan senderan merusakkan tanaman kakao milik penduduk sekitarnya.

Dari pantauan di lapangan, ambruknya senderan yang tersebut juga mengancam balai dusun yang baru dibangun ikut ambruk. Ketut Norken, tokoh masyarakat setempat menduga ambruknya senderan itu bukan karena hujan karena saat ambruk hujan hanya gerimis, tetapi murni karena campuran bahan dan pengerjaan yang dilakukan oleh pemborongnya
asal-asalan.



Lanjut Norken, senderan sepanjang dan setinggi itu semestinya kwalitas campuran bahannya harus bagus, menggunakan besi cakar ayam dan pondasinya harus dalam. "Kami melihat sendiri campuran semen dan pasirnya sangat kasar, begitupula tidak menggunakan cakar ayam sebagai penyangga, besi yang digunakan hanya beberapa batang tanpa dipasangi gelang," jelasnya yang diamini warga yang berkumpul di balai dusun.

Kejadian ini sudah dilaporkan kepada perbekel namun belum ada jawaban, sehingga warga menjadi bingung, siapa yang mempertangungjawabkan senderan itu. "Kalau sudah begini siapa yang bertanggung jawab," tandasnya.



I Wayan Teler, anggota BPD Pohsanten asal Dangin Pangkung Jangu, menilai, pembangunan senderan itu tidak transparan karena BPD tidak pernah diajak membahas rencana itu sehingga dari anggaran yang tersedia dalam APBDes, berapa yang direalisasikan untuk senderan itu tidak jelas.

"Kami hanya dilibatkan dalam penganggaran saja sedangkan dalam pelaksanaannya kami tidak pernah dilibatkan. Tahu-tahunya sudah ambruk," ujarnya.

I Ketut Darmawa, warga pemilik kebun coklat yang rusak tertimpa reruntuhan senderan mengatakan warga sekitarnya juga tidak tahu rencana pembangunan senderan itu.



"Kami tidak pernah dirapatkan namun tiba-tiba sudah ada pembangunan. Sekarang kebun saya rusak tertimpa reruntuhan senderan tersebut, saya minta ganti rugi," katanya.

Sementara itu Perbekel Pohsanten belum bisa dikonfirmasi terkait ambruknya senderan yang dibangun dengan dana ADD itu. (dey)

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami