search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ngutang Rp 15 Juta, Bersyukur Anak Selamat
Selasa, 27 Juli 2010, 16:49 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Orang tua Ni Luh Putu Era Yudiastini (20) - korban human trafficking- I Made Astawa (45) dan Ni Nyoman Rusmawati (44) kini hanya pasrah meratapi nasib anaknya yang tertipu berkerja di Malaysia. Astawa pun mengaku harus kerja banting tulang untuk melunasi hutang sebesar Rp 15 Juta yang digunakannya untuk membiayai anaknya berangkat ke negeri jiran tersebut.

Ia yang ditemui didampingi istrinya Ni Nyoman Rusmawati di rumah sederhananya di Banjar Dukuh Gede, Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, mengaku tetap bersukur karena anaknya pulang dengan selamat.

Dijelaskannya, biaya yang dikelurkannya sekitar Rp 15 Juta untuk memenuhi keinginan anaknya bekerja di luar negeri. Uang itupun didapatkannya dari meminjam sebagian dari LPD yang ada di desanya dan sebagian lagi dipinjam dari tetangganya.

“Saya pasrah dan berusaha akan melunasi hutang saya tersebut,”katanya lirih. Ia pun belum mengetahui apakah akan menuntut balik perusahaan yang telah menelantarkan anaknya di Malaysia. “Karena saya tidak punya apa-apa dan tidak punya siapa-siapa. Saya serahkan sepenuhnya kepada polisi menangani kasus ini,”jelas Astawa yang diamini oleh istrinya Rusmawati.

Ia kemudian menceritakan sebelum mengijinkan anaknya berangkat ke Malaysia. “Saya sempat minta kepada anak saya untuk cari kerja di Bali saja, tapi anak saya memiliki keinginan yang kuat untuk kerja di luar negeri,” katanya mengawali ceritranya.

Sejak menamatkan sekolah di salah satu Sekolah Pariwisata yang ada di Tabanan, anaknya kemudian sekolah di PLP Nadi Wisata yang ada di Mengwi dengan jurusan spa. Mungkin dari informasi yang didapatkan di sekolahnya itu, anaknya kemudian berkeinginan bekerja di luar negeri.

“Saat itu anak saya mengatakan akan dikerjakan di hotel di Malaysia,” sambungnya. Setelah memenuhi segala persyaratan dan membayar biaya yang boleh dicicil, anaknya kemudian berangkat sekitar bulan April 2010 lalu.Anaknya berangkat besama dua temanya Ni Luh Sayu Ari Sudewi dan Ni Komang Puranamawati “PLP Nadi Wisata yang memberangkatkan ke Malaysia tidak pernah ke rumah saya, ataupun meminta surat ijin dari orang tua sebagai syarat bekerja di luar negeri,” tambahnya.

Bahkan, anaknya baru mendatangani surat yang juga tidak diketahui isinya oleh anaknya setelah masuk ke Bandara Ngurah Raid dan akan terbang ke Malaysia. “Kata anak saya, surat itu ditandatangani sekitar dua menit, dan isinya pun tidak boleh dibaca, “jelasnya setelah mendapatkan keterangan dari anaknya.

Setelah berada di Malaysia, anaknya kemudian langsung menelpon bahwa ditempatkan di sebuah gudang dan disuruh bekerja sebagai karyawan di perusahaan elektronik. “Setelah mengetahui anak saya tidak bekerja di hotel melainkan bekerja di perusahaan elektronik, saya beberapa kali menanyakan hal itu ke PLP. Namun saya hanya mendapatkan jawaban sabar dan sabar,” terangnya.

Pernah suatu hari anaknya menelpon kehabisan uang, dirinya dengan susah payah meminjamkan uang agar anaknya dapat bertahan hidup. “Kata anak saya,dia tidak boleh mijam uang di tempatnya bekerja di Malaysia.

Semuanya harus lapor dulu melalui PLP, kalau udah lapor baru dikasi minjam uang,”tambahnya lagi.Menurut keterangan anaknya, perlakuan siksaan secara pisik tidak pernah dialami anaknya selama berada di Malaysia. Meski demikian perlakuan kasar seperti dicaci kerap didapatkan anaknya dari tempatnya bekerja. Selama bekerja di Malaysia, anaknya belum pernah mendapatkan gaji dan itu sangat disesalkanya.

 

“Jangankan gaji, malahan saya yang mengirimi dia uang karena kekurangan bekal,”jelasnya. Ditambahkannya, hari Kamis mendatang anakny akan diminta lagi datang ke Mapolda Bali untuk dimintai keterangannya.Sementara itu Ni Putu Era Yudiastini belum bisa ditemui dan dimintai karena masih menunggui kakeknya yang sedang sakit di desa sebelah. “Anak saya tadi pesan, dia tidak mau diwawancarai karena masih menunggu kakeknya yang sedang sakit,“pungkasnya. 

Reporter: bbn/nod



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami