Program Bali Crossing Batal ?
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com, Denpasar, Dengan adanya program 'Bali Interim Gas Distribution' atau program mengganti bahan bakar pembangkit (power plant) yang ada di Bali dari solar dengan gas (LNG), program Bali Crossing kini dipertanyakan kelanjutannya. Selain lebih murah, program 'Bali Interim Gas Distribution' dinilai lebih sejalan dengan konsep Tri Hita Karana yang dianut masyarakat Bali.
Program Bali Crossing yang direncanakan akan memasok kebutuhan listrik di Bali, menurut Presiden Direktur PT Bali Global Energi, I Ketut Susanta, belum merupakan solusi terhadap keamanan dan keajegan kelistrikan di Bali.
"Konsep pembangunannya masih perlu kajian mendalam terkait dengan kondisi sosial budaya dan filosofi pembangunan Bali yang mengacu dan berlandaskan konsep Tri Hita Karana yang menekankan konsep keseimbangan alam dan lingkungan. PT Bali Global Energi memberikan solusi melalui energi listrik yang ramah lingkungan dengan bahan bakar gas dan penambahan pembangunan pembangkit baru yang menggunakan bahan bakar gas," ujar Susanta, di Denpasar (22/7) dalam sosialisasi 'Bali Interim Gas Distribution' .
Jika jadi dibangun, menara listrik bernama "Bali Crossing" ini akan menjadi menara tertinggi di dunia dengan ketinggian 376 meter. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berencana membangun menara listrik tersebut di Banyuwangi, Jawa Timur, dan Gilimanuk, Bali, untuk memasok listrik Jawa-Bali.
Menara 'Bali Crossing' yang diperkirakan menelan biaya sebesar Rp 500 miliar ini akan mampu menyalurkan listrik 3.000 megawatt dari Jawa untuk mencukupi kebutuhan listrik Bali yang saat ini memiliki beban puncak 600 megawatt. Dengan pertumbuhan 7 persen, maka kebutuhan listrik di Bali sepuluh tahun ke depan mencapai sekitar 1.200 megawatt.
Bali Crossing diperkirakan akan menjamin pasokan listrik Bali selama 25 tahun. Sementara 'Bali Interim Gas Distribution' diklaim dapat menjamin pasokan listrik Bali hingga 30 tahun ke depan.
Reporter: bbn/net