search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Jurnalis Bali Kecam Tindak Kekerasan Oknum TNI AU Terhadap Jurnalis Riau
Selasa, 16 Oktober 2012, 16:46 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Jurnalis Bali mengecam aksi kekerasan yang dilakukan oknum TNI AU, saat meliput jatuhnya pesawat Hawk 200, di Pekanbaru Riau.

“Kami mengecam segala bentuk kekerasan. Apalagi ini kekerasan dilakukan terhadap jurnalis yang sedang menjalankan  tugasnya. Jurnalis bekerja berdasar kode etik dan dilindungi Undang-Undang. Jadi tidak bisa diperlakukan brutal seperti itu,” tegas Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Bali, Putu Setiawan, di Denpasar (16/10/2012). Meski tindakan yang dilakukan petugas TNI AU demi alasan keamanan dan keselamatan, kata Putu, aparat TNI AU tidak semestinya berlaku kasar dan agresif terhadap jurnalis yang sedang bertugas.

“Oknum TNI AU tersebut sangat agresif, menendang, membanting, memukul wartawan dan merampas alat kerjanya. Apalagi aksi kekerasan ini diperlihatkan di depan anak sekolah. Kita mengecam aksi kekerasan ini,” ujarnya. Wakil ketua IJTI Bali, Nyoman Wiryadinata menambahkan,  kekerasan yang dilakukan oknum TNI AU di Riau tidak perlu dilakukan, mengingat wartawan itu tengah menjalankan tugas yang dilindungi undang-undang.

“Seharusnya oknum TNI AU  itu tidak melakukan kekerasan, termasuk tidak menyita peralatan kerja wartawan, apalagi TKP (lokasi kejadian) berada di areal publik. Tidak perlu malu karena itu  kecelakaan. Justru oknum yang seperti ini memalukan TNI. Kita minta usut tuntas kasus kekerasan ini. Aparat TNI seharusnya melindungi warganya,”ujar Nyoman.

Sementara Komang Suparta dari komunitas Jurnalis Online Bali (JOB), juga mengecam aksi kekerasan terhadap jurnalis Riau yang dilakukan oknum TNI AU. “Kita minta kasus kekerasan ini diproses secara hukum karena ini negara hukum. Sebab pekerjaan jurnalis dilindungi Undang-Undang. Kasus kekerasan terhadap jurnalis ini tidak bisa dibiarkan saja.

Jika dibiarkan maka kekerasan di negara ini akan dianggap sebagai suatu hal yang wajar dan tidak melanggar hukum,”tegasnya. Didik, fotografer harian Riau Pos di Pekanbaru, diperlakukan secara kasar oleh anggota TNI AU saat meliput jatuhnya pesawat Hawk 200. Dia dicekik lehernya hanya karena mengambil gambar. Perlakuan kasar juga diterima wartawan TvOne, Ari Nadem. Dia mengaku dipukul anggota TNI AU. Kameranya dirampas.

Pesawat Hawk 200 jatuh di dekat rumah warga, Jalan Amal, Perumahan Pandau, Pasir Putih, Kampar, Riau. Pilot yang diketahui bernama Letda Reza selamat. 
 

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami