Mobil Ambulance Telat, Pasien Meninggal
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Negara lagi-lagi mendapat sorotan dari keluraga pasien. Setelah sebelumnya ada beberapa keluarga pasien mengeluh lantaran pihak rumah sakit menolak untuk rawat inap, kini keluarga pasien mengeluhkan lambatnya penanganan terhadap pasien kritis, hingga menyebabkan jiwa korban tidak tertolong. Keluhan kali ini datang dari pihak keluarga almarhum Rawian (53) asal Loloan Timur, Negara, yang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas.
Kepada beritabali.com Senin (10/2), Nur Holik (34) yang merupakan keponakan mengatakan, pamannya mengalami kecelakaan di wilayah Surabrata, Tabanan tanggal 27 Januari lalu. Saat itu pamannya yang mengendarai mobil, karena mengantuk menabrak truk yang sedang parkir. Namun dari kejadian tersebut menurut Nur Holik, pada tubuh pamannya tidak ada luka, hanya luka robek pada bibir atas dan merasakan sakit pada dada akibat benturan keras.
Atas pertimbangan pihak keluarga, menurut Nur Holik, pamannya kemudian dilarikan ke RSUD Negara. " Sampai di rumah sakit, paman saya masih sadar dan masih bisa diajak bicara. Saat diperiksa oleh dokter paman saya juga masih sadar," terangnya. Setelah diperiksa oleh dokter, menurut Nur Holik, hati pamannya pecah akibat benturan keras. Dia mengetahui yang alami pamannya setelah mendapat penjelasan dari dokter yang menangani. " Paman saya harus dioprasi dan yang bisa melakukannya adalah RSUP Sanglah. Keluarga setuju, kemudian paman saya dirujuk ke Sanglah," ujarnya.
Sayangnya ambulance yang akan mengangkut pamannya tidak kunjung datang. Hal ini menurut Nur Holik membuat resah keluargannya, mengingat kondisi pasien yang kritis. Setelah empat jam menunggu akhirnya ambulance datang ". Akhirnya setelah saya menunggu empat jam ambulancenya baru datang. Yang saya herankan kenapa lambat sekali menyiapkan ambulance, padahal pasiennya sudah ktritis," protesnya.
Karena kedatangan ambulance yang lambat, pamannya meninggal begitu tiba di RSUP Sanglah. " Coba kalau ambulancenya tidak lambat, mungkin jiwa paman saya masih bisa tertolog. Tampi intinya kami bersama keluarga telah menerima ini sebagai takdir. Namun kami harapkan ini menjadi perhatian pihak rumah sakit agar meningkatkan pelayanannya," ujarnya.
Sementara itu Direktur RSUD Negara, doker Made Dwipayana saat dikonfirmasi, mengakui pihaknya masih perlu meningkatkan pelayanan kepada pasien. Termasuk masalah ketersediaan ambulance untuk keperluan merujuk pasien. Menurutnya, ambulance yang dimiliki oleh RSUD masih terbatas, yakni hanya empat unit. Dari empat unit tersebut hanya tiga yang beroprasi sedangkan satunya dalam keadaan rusak dan sementara diservis di bengkel.
" Mungkin saat itu, semua ambulance sudah berangkat, sehingga pasien yang perlu dirujuk harus menunggu ambulance itu datang," terangnya.
Reporter: bbn/net