search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
STMIK Primakara dan BPPT Rumuskan Kurikulum Technopreneurship
Sabtu, 19 Juli 2014, 12:00 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Berkaitan akan dimulainya penerapan kurikulum technopreneurship di STMIK Primakara, Tim Inkubator Bisnis Primakara melakukan Fokus Group Discusion (FGD) perumusan kurikulum bersama Tim Balai Inkubator Teknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Puspiptek Serpong Tanggerang, Senin (14/7).

Diskusi kurikulum technopreneurship merupakan tindak lanjut dari MoU antara STMIK Primakara dengan BPPT untuk mewujudkan visi STMIK Primakara sebagai technopreneurship campus.

BPPT melalui Balai Inkubator Teknologi (BIT) selama ini telah aktif memberikan pendampingan terhadap Perguruan Tinggi di seluruh wilayah Indonesia dalam penerapan kurikulum kewirausahaan berbasis teknologi informasi. Untuk wilayah Bali, BPPT mempercayakan kepada Inkubator Bisnis STMIK Primakara.

Dr. Ir. Iwan Sudrajat, MSEE, kepala Balai Inkubator Teknologi (BIT) dalam FGD mengatakan bahwa perusahaan pemula (start-up) berbasis teknologi informasi merupakan penggerak utama dalam sistem industri.

“Perlu disiapkan kurikulum kewirausahaan yang terintegrasi dengan Lembaga yang memiliki peran untuk mengembangkan dan mematangkan perusahaan pemula yang inovatif seperti Inkubator Bisnis Primakara,”jelas Iwan Sudrajat. Dalam proses penyusunan kurikulum technopreneurship untuk STMIK Primakara, relatif lebih mudah dan akomodatif dibandingkan perguruan tinggi lain yang selama ini didampingi BPPT.

“Rancangan kurikulum STMIK Primakara ternyata sudah mengakomodasi mata kuliah technopreneurship mulai dasar-dasar kewirausahaan, kewirausahaan berbasis teknologi informasi dan project technopreneurship sebagai implementasi proposal bisnis,”ungkap Iwan Sudrajad. Sementara itu, I Putu Agus Swastika, M.Kom, Ketua STMIK Primakara mengatakan bahwa STMIK Primakara sudah menyiapkan 7 sks mata kuliah wajib technopreneurship dan 6 sks mata kuliah pilihan yang mendukung mahasiswa menjadi technopreneur.

“Secara struktur kurikulum kami sudah menyiapkan SKS yang cukup, diskusi dengan BPPT lebih fokus pada pengisian materi setiap mata kuliah tersebut, sehingga tujuan kami menghasilkan technopreneur bisa terwujud dengan baik,”jelas Agus Swastika.

Ikut hadir dalam FGD dengan BPPT adalah Ketua Yayasan Primakara, I Made Artana. Yayasan Primakara memang sangat serius dalam mewujudkan STMIK Primakara menjadi Technopreneurship Campus, selain diskusi kurikulum technopreneurship, Tim Inkubator Bisnis Primakara juga melakukan kunjungan ke Inkubator-Inkubator Bisnis di Jakarta.

 


“Sebagai Pulau Kreatif, Bali perlu disiapkan secara serius menghasilkan sumber daya manusia yang mampu memanfaatkan peluang bisnis, khususnya di bidang digital, STMIK Primakara mengambil peran tersebut,” pungkas Made Artana. 
 

Reporter: bbn/adv



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami