search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Warga Minta Pemkab Buleleng Batasi Investor di Kawasan Wisata Putri Menjangan
Senin, 4 Januari 2016, 06:05 WITA Follow
image

suaradewata.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Kelompok warga di Kecamatan Gerokgak meminta Pemerintah Kabupaten Buleleng mampu melindungi alam kawasan wisata Putri Menjangan yang terletak di Banjar Dinas Batu Ampar, Desa Pejarakan. Perlindungan yang diminta adalah adanya  aturan yang memberikan batasan kepada investor agar tetap melindungi kawasan konservasi tersebut.
 
"Kami sudah melakukan pertemuan dengan Bupati Buleleng langsung di tempat kerjanya. Tapi saat itu Bupati hanya meminta kami tetap melanjutkan kegiatan konservasi di kawasan Putri Menjangan," ujar Ketut Sutama, selaku Kordinator warga yang mengusung nama Forum Konservasi Putri Menjangan, Minggu (3/1/2016), seperti dikutip dari suaradewata.com.
 
Sutama mengatakan, warga sangat mengharap adanya peran dari pemerintah khususnya Kabupaten Buleleng untuk memberikan perlindungan. Karena, lanjut Sutama, hal tersebut berkaca dari sejumlah pengalaman beberapa kawasan wisata yang di eksplorasi untuk kepentingan usaha investasi. Kondisi yang sangat jarang bisa dicegah itu diharapkan mendapat perhatian dari awal agar tidak merusak ekosistem yang ada di Putri Menjangan.
 
Kawasan konservasi Putri Menjangan merupakan gugusan hutan Mangrove seluas 30 hektar. Kawasan tersebut kerap dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara. Panorama deretan tanaman bakau tersebut berada di antara pasir putih dan terumbu karang. Sehingga sangat mencirikan keaslian alam.
 
Para aktivis pelestari lingkungan yang melebur dalam wadah forum konservasi telah melakukan penanaman sebanyak 44 jenis tanaman mangrove di tempat itu. Forum konservasi hutan mangrove yang didirikan oleh Badan bentukan Abdul Hadi tersebut, memiliki harapan besar kedepan menjadi hutan mangrove terlengkap di dunia dengan 279 jenis tanaman mangrove yang akan segera ditanam.
 
Oleh anggota forum yang berjumlah 143 orang tersebut, telah dibangun jembatan bambu sepanjang 1,2 kilometer secara swadaya. Dan tahapan pembuatan jembatan bambu diantara barisan tanaman pantai tersebut sudah dikerjakan sejak tujuh bulan lalu. Para aktifis pemerhati hutan mangrove tersebut pun terdiri dari berbagai elemen masyarakat khususnya penggiat pariwisata.
 
Menurut Sutama, belakangan ini pihaknya mendapatkan dana untuk pelestarian dan konservasi dari hasil swadaya ditambah pemasukan yang didapat dari tiket masuk pengunjung. Untuk wisatawan lokal, tarif yang dipasang hanya Rp 3000 per orang. Sedangkan bagi wisatawan mancanegara dikenakan tarif hanya Rp 30ribu.
 
Sutama menyebutkan, kawasan tersebut terdiri dari dari tiga zona. Antara lain zona pemanfaatan intensif 10 persen, zona inti 25 persen dan sisanya zona pemanfaatn eksklusif.
 
 
Menurutnya, tak sedikit investor yang sudah mengincar kawasan tersebut untuk dijadikan kawasan wisata modern. Sehingga, lanjutnya, ada bentuk kekhawatiran atas klaim pihak lain yang bertujuan untuk mengekspokrasi kawasan itu. Pasalnya, pernah terjadi pembabatan besar-besaran yang dilakukan oleh oknum masyarakat dikawasan timur pejarakan. Hal tersebut tidak terlepas dari hasutan investor yang menjanjikan sejumlah uang untuk kawasan wisata tersebut.
 
Kepala Dinas Kebudayan dan Pariwisata (Disbudpar) Buleleng, Gede Suyasa mengaku masih belum mendapatkan laporan keberadaan Putri Menjangan itu dari Perbekel Pejarakan, Made Astawa. Suyasa yang juga seorang mantan aktifis lingkungan jebolan mahasiswa pecinta alam sebuah univeraitas negeri ternama di Bali tersebut mengaku akan menindak lanjutinya setelah mendapatkan ada laporan dari pihak Perbekel Desa Pejarakan.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami