search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Lokasi Rumah Pelaku Pedofilia Australia Jauh dari Warga
Rabu, 13 Januari 2016, 18:05 WITA Follow
image

beritabali.com/nod

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Lokasi rumah Robert Andrew Fiddes Ellis (70) pelaku dugaan pedofilia (kekerasan seksual anak bawah umur) asal Australia di Banjar Campuhan, Desa Tangguntiti, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan  letaknya agak  jauh dari rumah warga.  Rumah dengan luas 4 are dikelilingi tembok setinggi empat meter itu, memiliki dua pintu masuk. Satu di sebelah selatan satu di sebelah timur.
 
Pantauan di lokasi, Rabu (13/1/2016), untuk menuju lokasi dari jalan desa harus melewati jalan batu kapur berlubang  dan bergelombang.  Salah satu warga setempat I Nengah Rotog (60) dengan  sukarela mengantar menuju lokasi. Dengan arah berbelok-belok dengan  melintasi tegalan yang dipadati dengan kayu, akhirnya sampai di sebelah barat pintu masuk rumah Robert.
 
Di dalam rumah tersebut ada dua kamar ukuran  4 x 4 meter. Satu berisi bed tempat tidur lengkap dengan TV 14 inc. Satu kamar lagi berada di sebelah timur diperutukan sebagai dapur. Sementara di kamar tengah dibiarkan terbuka berisi kulkas dan barang lainya.  Di halaman rumah dibiarkan tumbuh pohon yang tinggi, berisi kolam namun sudah tidak ada airnya.  Di dalam kolam itu juga ada ayunan anak-anak yang terbuat dari tali plastik dengan posisi diikat di atas pepohonan.  Rumah tersebut juga dilengkapi dengan kamar madi yang berisi shower letaknya terpisah di sebelah selatan.  Di rumah Robert seluas kurang lebih 4 are itu  juga dilengkapi dengan hamparan rumput jepang yang tampak kurang  terurus.
 
“Dia (Robert) tinggal disini sudah 14 bulan yang lalu,” jelas Rotog.  Dikatakanya, tanah tersebut dibeli oleh Robert dari seseorang pemilikny asal Seminyak, Kuta, yang bernama Pak Diana.  Robert saat membangun rumah ini menggunakan buruh dari luar Bali.
 
Pada awalnya Robert biasa bergaul dengan warga bahkan sering belanja di warung yang ada di sekitar banjar campuhan. Namun setelah satu bulan dia tinggal disana , prilaku Robert sudah berubah. Ia seakan tertutup dengan warga sekitarnya.  
 
Kecurigaan warga semakin menjadi saat melihat Robert dilihat sering membonceng anak-anak perempuan diajak ke dalam rumahnya.  
“Kami sangat kecewa kalau benar rumah ini dijadikan tempat untuk mencabuli anak-anak yang berada di bawah umur,” tandasnya.  
 
 
Warga juga sempat melaporkan secara lisan kecurigaanya kepada aparat kepolisian, namun tidak ada tindaklanjutnya. Beruntung petugas dari Polda Bali melakukan penangkapan, jadi kedok warga Australia itu cepat bisa diketahui dan tidak sampai ada korban dari anak-anak di banjar campuhan.  
 

Reporter: bbn/nod



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami