search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Tewaskan 84 Orang, Pelaku Serangan Truk Nice Terkena Radikalisasi
Senin, 18 Juli 2016, 09:05 WITA Follow
image

bbn/inilah

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Beritabali.com, Paris. Perdana Menteri Prancis Manuel Valls pada Minggu (17/7/2016) mengatakan, pria yang melakukan serangan dengan menabrakkan truknya hingga menewaskan 84 orang pada perayaan Bastille Day di Nice, sebelumnya telah terkena radikalisasi.
 
Serangan Nice pada Kamis pekan lalu (14/7/2016) kembali membuat Prancis berduka dan ketakutan setelah delapan bulan lalu Paris diserang sekelompok pria bersenjata, yang menewaskan 130 orang.
 
Serangan-serangan itu, serta satu lainnya yang terjadi di Brussels, Belgia, empat bulan lalu, telah mengguncang negara-negara Eropa Barat, di tengah tantangan yang sedang mereka hadapi terkait imigrasi besar-besaran, perbatasan yang terbuka serta kantong radikalisme Islam.
 
Pria penyerang dengan truk pada Bastille Day di Nice diketahui bernama Mohamed Lahouaiej Bouhlel, berusia 31 tahun, keturunan Tunisia.
 
Pihak berwenang belum mengungkapkan bahwa supir truk maut yang ditembak mati oleh polisi itu merupakan bagian dari jaringan ISIS, kelompok yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut.
 
Namun, Valls dalam pernyataannya mengatakan tidak ada keraguan soal motif penyerangan pria tersebut.
 
"Penyelidikan akan menjelaskan fakta, tapi kita saat ini tahu bahwa si pembunuh terkena radikalisasi dengan cepat," kata Valls dalam wawancara dengan koran Minggu, Le Journal du Dimanche, seperti dilaporkan Reuters.
 
"Klaim oleh ISIS hari Sabtu serta radikalisasi kilat yang dialami si pembunuh memastikan adanya unsur (garis keras) Islamis dalam serangan ini," imbuhnya.
Para pejabat mengatakan, Sabtu (16/7/2016), orang-orang yang ditanyai oleh polisi menunjukkan bahwa si penabrak telah berubah drastis dari sosok yang dulunya tidak terlihat memiliki ketertarikan pada agama.
 
Kantor berita Amaq milik kelompok militan Islamis mengatakan bahwa Bouhlel adalah salah satu 'prajurit ISIS'.
 
Valls, yang mengatakan bahwa dinas keamanan telah mencegah terjadinya 16 serangan selama tiga tahun, mengindikasikan bahwa aksi maut di Nice merupakan modus operandi kelompok militan, yaitu membujuk orang-orang tidak stabil untuk melakukan serangan dengan cara apa pun.
 
"Daesh (istilah Barat untuk kelompok ISIS) memberikan perangkat ideologi kepada orang-orang dalam keadaan tidak stabil, yang membuat mereka mau melakukan aksi-aksinya ... ini mungkin yang terjadi dalam kasus Nice," kata Valls.
 
Kelompok militan, yang berada di bawah tekanan militer dari pasukan yang menentangnya, menganggap Prancis sebagai target utama atas operasi militer yang dilancarkan negara itu di Timur Tengah.
 
Selain itu, Prancis dianggap sebagai target yang lebih mudah diserang dibandingkan dengan AS, negara yang memimpin koalisi untuk memerangi ISIS.[bbn/idc/psk]

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami