search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Wayang Listrik, Memadukan Wayang dan Teknologi
Sabtu, 31 Desember 2016, 13:00 WITA Follow
image

Direktur BCA Suwignyo Budiman (ketiga kiri) bersama GM CSR BCA Inge Setiawati (kedua kanan) dan Kepala Museum Nasional Intan Mardiana (kedua kiri) memperkenalkan tokoh perwayangan di sela pagelaran Wayang for Student. [ist]

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Beritabali.com, Jakarta. Apa jadinya jika pertunjukan wayang dibawakan dengan tidak biasa. Bukan dengan wayang kulit, wayang golek, atau wayang orang, melainkan dengan wayang listrik?
 
Seorang seniman asal Desa Bona, Bali, I Made Sidia menyuguhkan inovasi baru dari kesenian wayang yang begitu atraktif lantaran memadukan perwayangan dengan teknologi, namun tetap mempertahankan nilai filosofis dari wayang itu sendiri.
 
BACA JUGA: 
Bertempat di Museum Nasional pada November lalu, Made membawakan cerita epic Ramayana dalam pagelaran Wayang for Student yang dihelat oleh PT Bank Central Asia Tbk (BCA). 
 
"Cerita Ramayana ini abadi. Di dalamnya terkandung banyak pesan yang berbeda dari cerita cinta kebanyakan," kata Made di depan para pelajar.
 
Jika pertunjukan wayang tradisi memakai blencong, atau lampu kuno yang dinyalakan dengan minyak kelapa untuk memproyeksikan wayang ke layar, maka karya kontemporer Made ini menggunakan proyektor yang dioperasikan oleh laptop. Pemakaian laptop memberikan gambar dan visual effect yang lebih jelas sebagai latar dalam pertunjukkan, menampilkan gambar-gambar yang berbeda, dari hutan, gunung, candi, dan lainnya.
 
Kreatifas Made tidak hanya sampai disitu. Alih-alih menggunakan bahan wayang yang mahal, Ia memilih memanfaatkan kaca mika, kardus, busa tebal, dan sterofoam sebagai bahan wayangnya.
 
BACA JUGA: 
Untuk kardus, busa tebal, dan sterofoam ia membentuknya menjadi wayang. Sedang untuk kaca mika, Ia melukiskan sosok wayang pada kaca tersebut. Dalam pertunjukannya wayang-wayang tinggal dimainkan di belakang layar dalam cahaya pantulan proyektor.
 
Pementasan Wayang Listrik tidak hanya didalangi oleh satu orang, melainkan beberapa dalang. Untuk memudahkan bergerak, para dalang berinovasi lagi dengan skateboard alias papan seluncur. Dengan menggunakan papan seluncur dalang-dalang ini akan lebih lincah dan efektif beraksi.Menariknya, selain menggunakan bahasa Indonesia, kisah ini kadang diselipi oleh bahasa Inggris dan daerah Bali. [bbn/idc/wrt]

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami