Rai Mantra Dijuluki Pemimpin "Cinta", Dukung Technopreneurship Campus
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Era digital saat ini menjadi peluang tersendiri bagi kalangan generasi muda, dimana dengan ilmu pengetahuan dan teknologi bisa melahirkan perusahaan pemula berbasis IT.
Koordinator Kopertis Wilayah VIII Bali, NTB, NTT, Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa saat menghadiri Primakara Startup Expo 2017, Jumat (3/2) di Kampus STMIK Primakara mengatakan terdapat 66 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Bali, dengan keberadaan STMIK Primakara menjadi satu-satunya PTS yang baru berusia tiga tahun namun sudah menjadi kebanggaan nasional karena berhasil mencetak technopreneur-technopreneur.
"Hal ini juga tak terlepas dari dukungan pimpinan daerah yakni Walikota Denpasar dalam menumbuhkan wirausaha-wirausaha muda. Bapak Rai Mantra termasuk pemimpin "Cinta" yakni Cerdas, Intelektual, Natural, Transformatif dan Arif," ujar Prof Dasi Astawa, yang disambut tepuk tangan hadirin.
Kegiatan Primakara Startup Expo 2017 ini dirangkai dengan penandatanganan kerjasama antara Pemerintah Kota Denpasar dan STMIK Primakara terkait pengembangan Technopreneurship di Kota Denpasar. Dalam kesempatan tersebut Rai Mantra mengatakan STIMIK Primakara dengan inkubator bisnis yang dimiliki menjadi tantangan dengan keberlangsungan program 1000 Startup di Indonesia yang juga ikut digulirkan Pemkot Denpasar.
“Primakara bisa menyambungkan masalah pendidikan dengan dunia kerja secara nyata. Dengan target 50% lulusan menjadi Technopreneur di tahun 2018, ini sangat luar biasa jika saja ada 5 kampus seperti STMIK Primakara ini, saya yakin tidak akan ada pengangguran di Kota Denpasar.” ujar I.B. Rai Dharmawijaya M, SE, MSi dalam sambutannya sekaligus membuka secara resmi Primakara StartUp Expo 2017.
Sementara Ketua STMIK Primakara, I Putu Agus Swastika,M.Kom mengatakan Primakara memiliki kurikulum yang terintegrasi dengan inkubator bisnis dan mengembangkan kemampuan berwirausaha berbasis IT. Sebagai satu-satunya kampus di Bali yang mengusung konsep “Technopreneurship Campus”, STMIK Primakara melakukan berbagai upaya untuk membangkitkan jiwa technopreneur seluruh mahasiswanya. Upaya tersebut dituangkan melalui berbagai kegiatan rutin tahunan, diantaranya Bali Startup Camp, Innovation Bali, Bali Startup Weekend, dan sebagai penutup adalah Primakara Startup Expo.
"Startup Expo ini adalah puncak dari kurikulum Technopreneurship, mahasiswa yang mengambil mata kuliah Project Technopreneurship harus menghasilkan startup yang hari ini dipamerkan dan dipresentasikan di hadapan dewan juri, jika nilainya bagus, startup-startup tersebut bisa masuk Inkubator Bisnis untuk pengembangan lebih lanjut," ujar Agus Swastika yang akrab disapa Guslong.
Turut hadir di Startup Expo adalah perwakilan dari Bank Indonesia, HIPMI, JCI, TDA, Balai Diklat Industri, Inkubator Bisnis dari berbagai kampus, komunitas Startup Bali dan masyarakat umum. Mereka menyaksikan 21 startup dari mahasiswa yang memamerkan produk usaha berbasis IT serta stand dari SMK Bali Mandara yang memamerkan "Tempat Sampah Pintar".
“Diantara 21 startup yang mengikuti Expo, ada beberapa yang sudah terlihat prospek bisnisnya namun harus lebih disempurnakan lagi.” ujar Riyeke Ustadiyanto selaku salah satu juri Startup Expo. CEO dan Founder Ipaymu yang lebih akrab disapa Mas Keke ini bahkan ingin berinvestasi kepada salah satu startup yang sangat mencuri perhatiannya yaitu Proline.
Pada kesempatan tersebut juga disosialisasikan gerakan 1000 Startup Digital yang merupakan program nasional untuk mencetak 1000 startup di tahun 2020.
Reporter: bbn/net