search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Derita Gangguan Mental, Kabur Dari Rumah
Selasa, 2 Mei 2017, 10:00 WITA Follow
image

bbcom

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Beritabali.com, Tabanan. I Wayan Miasa (57) warga banjar Selanbawak kelod, Desa Selanbawak, Kecamatan Marga, Tabanan yang menderita gangguan mental kabur dari rumahnya sejak Kamis (27/4). Informasi terakhir, hingga Senin (1/5) keberadaan Miasa belum diketahui. 
 
Kapolsek Marga AKP I Made Gede Widia Adnyana, Senin (1/5) membenarkan pihaknya menerima laporan  salah satu warga banjar selanbawak kelod, Desa Selanbawak, Kecamatan Marga meninggalkan rumah, sejak Kamis.  
 
[pilihan-redaksi]
“Laporan itu kami terima pada hari Jumat  28 April,” jelas AKP Widia Adnyana.
 
Pihaknya bersama keluarga sudah melakukan pencarian guna menemukan Miasa. 
 
“Tadi kami sudah cari ke sekitar sungai, karena berhasarkan keterangan orang pintar, Miasa masih berada di seputaran sungai yang masih ada di banjar setempat,” jelasnya. 
 
Namun upaya tersebut belum membuahkan hasil. 
 
“Sampai saat ini yang bersangkutan belum ditemukan,” tandasnya. 
 
Sementara itu Miasa dengan ciri-ciri  tinggi kurang lebih 160 cm, berperawakan gemuk, berambut botak pada kepala atas, warna kulit sawo matang, mengalami ketidakcakapan dalam berkomunikasi dan mengalami gangguan mental dari sejak kecil, meninggalkan rumah dari hari Kamis (27/4) pagi. 
 
Terakhir, Miasa menggunakan pakaian kaos oblong warna hitam bertuliskan BEER BINTANG dan celana trening abu-abu. Dari pihak keluarga sudah  berusaha mencari ke sekitar Desa Selanbawak, Sembung dan Baturiti namun hingga kini belum juga ditemukan. [nod/wrt] 

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami