Ini Cara Hilangkan Hoax di Medsos
Rabu, 31 Mei 2017,
13:00 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Beritabali.com, Jakarta. Sosiolog Universitas Padjajaran (Unpad), Yusar Muljadji mengatakan maraknya berita-berita hoax atau palsu yang beredar di media sosial karena hilangnya budaya membaca. Maka dari itu, minat membaca ini harus kembali ditingkatkan.
"Jika hoax tumbuh subur, ternyata saat ini Indonesia mengalami darurat literasi," kata Yusar kepada INILAHCOM, Selasa (30/5/2017).
[pilihan-redaksi]
Ia menjelaskan dari 61 negara yang disurvei, Indonesia berada di urutan kedua dari bawah atau urutan ke-60 dalam hal minat membaca. Jadi, hal yang paling fundamental adalah meningkatkan minat membaca.
Menurut dia, dari minat membaca itu para individu akan memiliki khazanah pengetahuan yang luas dan tidak mudah menerima hoax serta sulit terpengaruh olehnya.
"Jika hoax tidak laku, perpecahan bangsa dapat dihindari dan produsen hoax pun akan berhenti memproduksinya," jelas dia.
Sebab, kata dia, setidaknya dari bulan Maret 2017 hingga sekarang, saya mencatat setidaknya terdapat 653 hoax dengan kebencian. Menurut dia, kebencian yang ditujukan itu adalah kelompok etnis, kelompok agama, tokoh politik, tokoh agama dan aparat negara.
"Jika melihat sasaran tembak dari hoax tersebut, jelas ini mengancam integrasi bangsa. Ujaran-ujaran kebencian kepada pihak-pihak yang disebutkan diatas akan membentuk persepsi permusuhan, ada tiga titik yang berkaitan yaitu sikap, perilaku dan kontradiksi," tandasnya.[bbn/idc/wrt]
Reporter: -