search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Timbunan Sampah Plastik Ditemukan di Pasifik
Senin, 31 Juli 2017, 09:00 WITA Follow
image

ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Beritabali.com, Jakarta. Dalam kurun waktu enam tahun, sampah plastik semakin 'menguasai' Laut Pasifik Selatan yang tampaknya bakal tak bisa dihilangkan.
 
Mengutip National Geographic, sejumlah besar plastik yang mengapung di Pasifik Selatan menambah sederet kasus polusi plastik laut di dunia. Sampah-sampah plastik ini ditemukan oleh Kapten Charles Moore, pendiri Algalita Research Foundation, sebuah kelompok nirlaba yang didedikasikan untuk memecahkan masalah pencemaran plastik laut.
 
[pilihan-redaksi]
Moore, orang pertama yang menemukan kumpulan sampah di Pasifik Utara tahun 1997, memperkirakan bahwa zona pencemaran plastik ini bisa mencapai satu juta mil persegi. Kini, tim sedang memproses data dan menimbang plastik untuk memperkirakan berapa banyak sampah yang dapat ditemukan di pesisir Chile dan Peru ini.
 
Berbagai potongan plastik yang ditemukan bukanlah botol, tas, atau pelampung; tetapi potongan-potongan kecil menyerupai confetti, yang hampir tidak mungkin dibersihkan.
 
Partikel-partikel mikroplastik ini mungkin tidak terlihat mengapung di permukaan. Namun dalam kasus ini, sampah plastik tersebut berhasil terdeteksi setelah ekspedisi pengumpulan sampel air yang dilakukan Moore enam bulan belakangan.
 
Sebelumnya, Marcus Eriksen, pakar plastik laut dan direktur riset di 5 Gyres Institute, melakukan penyelidikan di wilayah ini pada tahun 2011. Namun, sampah plastik yang ditemukan pada saat itu belum sebanyak sekarang. Hanya dalam enam tahun, semuanya telah berubah drastis, menurut data terbaru Moore.
 
Pulau Henderson, yang terletak di wilayah Pasifik Selatan ini, dinobatkan sebagai pulau yang paling tercemari plastik di Bumi. Hal tersebut didasarkan pada 38 juta keping sampah yang ditemukan para peneliti di pulau tersebut.
 
Masalah pencemaran plastik telah menjamur di berbagai lautan, dengan 90 persen burung laut mengonsumsinya. Selain itu, lebih dari 3,6 juta kilogram sampah plastik siap untuk menjadi 'penghuni baru' lautan setiap tahunnya. [spy/wrt]

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami