search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Belum Tersentuh Bedah Rumah, Murni Hidup Sendiri di Rumah Tidak Layak Huni
Kamis, 29 Maret 2018, 09:55 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Beritabali.com.Tabanan, Ni Made Murni (56) salah satu warga di Banjar Babakan, Desa Cau Belayu Kecamatan Marga, Tabanan hidup seorang diri. Karena tidak memiliki keterampilan khusus, Murni yang hanya tamat SD kelas 5 mengandalkan hidup menjadi buruh serabutan dan belas kasihan orang lain.  
 
Dengan penghasilan yang pas-pasan hanya untuk makan, ia tidak mampu memperbaiki atap rumahnya yang bocor. Atap rumahnya yang bocor hanya ditutupi dengan terpal yang diberikan oleh mahasiswa yang  KKN di Desa tersebut. 
 
[pilihan-redaksi]
Kondisi yang memprihatikan lagi,  ia tidak mempunyai sambungan air bersih PDAM. Beruntung tetangganya yang berbaik hati menyambungkan air PDAM sehingga Murni dapat memasak di dapurnya. Untuk mandi, Murni lakukan di halaman rumahnya karena memang ia tidak memiliki kamar mandi. Sedangkan aktivitas  buang air besar ia lakukan di tegalan yang berada di samping rumahnya. 
 
Menurut penuturannya, Rabu (28/3), kedua orang tua Murni sudah meninggal 20 tahun silam. Murni terlahir dari orang tua I Made Perut mantan Vetran dan Ni Made Tumbuh. Murni adalah anak kedua, kakaknya yang pertama adalah laki – laki sudah meninggal dunia sebelum kedua orang tuanya meninggal. Sedangkan adik perempuanya telah menikah di Bajera, Kecamatan Selemadeg, Tabanan. “Adik saya kadang kadang pulang menjenguk saya,” terangnya. 
 
Kondisi Murni yang sudah mulai renta memang tidak mampu lagi merawat rumah peninggalan orang tuanya. Rumah di atas lahan 4 are.  Tempat tidur di rumahnya itu sudah tua, dinding rumahnya yang terbuat dari batu batan diplester tanah sudah mengelupas. Pun atap plafon yang terbuat dari bambu sudah mulai lapuk.
 
Kondisi rumah murni selain ada bangunan untuk tidur, juga terdapat bangunan dapur yang kondisinya semi permanen. Bangunan baru sekitar satu tahun ini ia peroleh dari orang yang sempat mengontrak sawahnya sekitar 4 are dalam jangka waktu beberapa bulan. Lalu ia dikasi bahan-bahan untuk membangun dapur yang ukurannya sekitar 3 meter kali 3 meter itu. 
 
Selain itu ada pula bangunan Jineng namun karena bocor hal itu tidak difungsikan. Pun ada bangunan Merajan yang lengkap dengan pelinggihnya kondisinya tidak terurus, beberapa pelinggih ditumbuhi rumput panjang, dan bangunan pelinggih Piasan sudah rusak dibagian atap. Sebelumnya ada juga Bale Delod, tetapi kondisinya sudah tidak layak huni, bangunan tersebut sudah roboh dengan sendirinya, sehingga sampai saat ini masih terlihat bekas pondasinya itu.
 
[pilihan-redaksi2]
Meski hidup sebatang kara, Murni sudah mendapatkan perhatian dari  pemerintah. Ia memiliki Kartu KIS, kartu KKS, dan Kartu Perlindungan Sosial namun tanggal berlakunya tahun 2013-2014. "Untuk Rastra saya juga sudah dapat, tetapi tidak setiap bulan karena dapat Rastra bergiliran," jelasnya.
 
Namun ia hanya satu harapanya ia mengidamkan mendapatkan program bedah rumah. “Harapan saya hanya mendapatkan bedah rumah,” terangnya. 
 
Terkait harapan bedah rumah, Kadis Sosial Tabanan I Nyoman Gede Gunawan mengaku belum mendapatkan laporan usulan bedah rumah Ni Made Murni. "Ini memang belum ada laporan masuk, dan terkait dengan bantuan rumah, bantuan salah satu bank akan diprioritaskan kepada Murni," jelasnya. (bbn/nod/rob) 

Reporter: bbn/nod



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami