search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Panen.ID Menjembatani Komoditas Petani Lokal pada Pasar Besar
Kamis, 12 April 2018, 15:50 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com.Denpasar, Rantai perdagangan produk pertanian yang panjang dari petani hingga ke konsumen hotel, catering dan restoran serta harga produk yang tidak stabil merupakan masalah klasik di sektor pertanian. 
 
[pilihan-redaksi]
Tetapi justru melalui masalah inilah merupakan peluang di mata pengusaha startup Panen.ID, yakni Astrid Juanita (CEO) dan Johannes Kristanto (CTO). Lewat teknologi rintisan aplikasi Panen.ID mereka meyakini dapat menjembatani sisi kesejahteraan petani yang menginginkan harga yang stabil, bagus dan kebutuhan konsumen akan produk yang berkualitas, harga yang sesuai serta informasi komoditas yang lengkap.
 
"Kami memulai di Bali dengan alasan, Bali memiliki lebih dari 5.000 hotel dimana 200 diantaranya adalah bintang 5, total  terdapat 300 komoditas awalnya, kami membina petani lalu hasilnya langsung kami bawa ke end customer (hotel,catering,restoran-red)," ungkap Astrid, Kamis (12/4). 
    
Awalnya Astrid yang lulusan Food Technology Universitas Gajah Mada (UGM) dan rekannya Johannes lulusan Agriculture Industry UGM bertemu dan muncul ide untuk membuat bisnis yang berdampak sosial terutama bagi kesejahteraan petani. Lalu terbesitlah ide Panen.ID yang tujuannya untuk perdagangan berkeadilan (fair trade) dan mampu memotong rantai pasar panjang dari petani langsung ke konsumen hotel dan restoran.
 
"Keunggulan kami adalah meringkaskan rantai pasar dan kualitas unggulan dari produk petani yang dibina di Dinas Pertanian yang awalnya membuat prototipe di 1 lahan yang akhirnya menular, sedangkan untuk ke end customer yang kami pastikan kami dengan service terbaik," paparnya.
 
Saat ini Panen.ID memiliki 300 petani tersebar di 8 area dengan total produksi sudah mencapai lebih dari 1.000 ton dimana nilai yang dihasilkan dilakukan sistem bagi hasil dengan para petani. Adapun beberapa wilayah petani di bawah naungan Panen.ID diantaranya di Sidan, Plaga, Bedugul, Ubud, Sanur, Kopeng dan Bogor. Ia menyebutkan sebagian besar petani mengalami peningkatan pendapatan sejak bergabung dan bahkan ada yang bisa membeli mobil. 
 
Tercatat jika dibandingkan Januari 2017 dengan Januari 2018 terjadi lonjakan omset yang signifikan yakni naik lebih dari 1.000%. Saat ini diprakirakan omset telah mengalami kenaikan di angka 3.000% dan hingga akhir tahun 2018, Panen.ID yang baru berjalan setahun dan telah mendapatkan pendanaan dari perorangan (angel investor) itu menargetkan raup pendapatan hingga 1 Miliar USD per tahun.
 
[pilihan-redaksi2]
Untuk mencapai target tersebut, Astrid menyebutkan tidak ada strategi khusus, tetapi langkah demi langkah ia siapkan mengalir. Dimulai dari ekspansi pasar yang merambah ke luar Bali seperti Jakarta dan memperluas segmen pasar ke wilayah perorangan yang rencananya diluncurkan Mei 2018 mendatang.
 
Dampak sosial itulah yang membuatnya menerima penghargaan dari beberapa lembaga seperti Solusi Desa Broadband Terpadu (SDBT) 2016 sebagai pemenang 6 besar kategori pemberdayaan para petani, Bekraf Pitch Day 2016 yang masuk dalam 25 finalis, pemenang Wildcard dalam tiga besar nasional Startup World Cup 2017. Selain itu untuk pengembangan, Panen.ID juga terdaftar dalam kegiatan Impact Accelerator Programs dan GNB Accelerator.
 
Kedepan Panen.ID akan melakukan beberapa upaya pengembangan diantaranya merapikan sistem tanam petani sehingga lebih modern, membuat jalur distribusi yang lebih efisien serta mengembangkan teknologi yang lebih ramah kepada pengguna aplikasi (user). "Pada dasarnya semakin user merasa mudah teknologi di dalamnya akan bertambah rumit," sebutnya. (bbn/rob)
   
 
 

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami