Pentas Calonarang di Pasraman Cakra Ca Buana, "Bangke Matah" Dibakar
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, TABANAN.
Pementasan calonarang mengunakan “bangke matah” (sosok manusia hidup) watangan diarak keliling desa itu sudah biasa. Namun pementasan calonarang dengan bangke matah yang dibakar hidup hidup hanya ada di Pementasan calonarang Pasraman Cakra Ca Buana di Banjar Temuku Aya, Desa Tangguntiti, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan, Selasa malam ( 24/4/2018).
Bangke matah yang dibakar hidup hidup dalam pementasan Calon Pamurub Tattwa Ajian Geni Astra Pasraman Cakra Ca Buana di Banjar Temuku Aya, Desa Tangguntiti, Kecamatan Selemadeg Timur bertepatan dengan Piodalan Ida Sesuunan Ratu Bagus yang ada Pasraman Cakra Ca Buana diperagakan oleh I Ketut Suwitna (45) selaku siswa dan ketua Pasraman Cakra Ca Buana.
Acara puncak pada detik detik terakhir yakni pukul 01.00 Wita, Rabu ( 25/4/2018) menampilkan Suwitna dibakar selam 5 menit 22 detik. Namun usai aksi menegangkan itu, Suwitna berhasil bangkit dengan tidak ada luka sedikitpun.
Pementasan tersebut dimulai sekitar pukul 19.00 Wita, ribuan masyarkat Bali penasaran menonton berdesakan. Awal pementasan yang juga dihibur oleh Clekontong Mas, kemudian dilanjutkan dengan pemenasan calonarang.
Diawali dengan pengarakan Bangke Matah dari perempatan selatan Pasraman Cakra Ca Buana dengan jarak dari lokasi sekitar 200 meter. Bangke matah tersebut kemudian diletakan di atas panggung beralasakan besi siap untuk dibakar.
Sebelum dibakar watangan tersebut dimandikan disambung dengan memberikan perlengkapan upakara sembari Guru Pasraman Cakra Ca Buana ngundang-undang leak. Setelah proses tersebut selesai bangke matah tersebut ditutupi dengan kereb yang sudah berisi rerajahan. Selanjutnya watangan disiram menggunakan bensin lalu dengan bantuan kompor watangan dibakar.
Sembari dengan itu para penonton pun bersorak menyaksikan pementasan yang cukup ekstrem dan satu-satunya ada di Bali. Watangan dibakar sekitar 5 menit 22 detik. Setelah dibakar watangan Ketut Suwitna berhasil selamat tanpa luka bakar sedikit pun.
Selesai penampilan tersebut Ketut Suwitna dibangunkan dari tidur alam bawah sadar oleh Guru Nabe Guru Pasraman Cakra Ca Buana I Bagus Putu Budi Adnya. Dengan kamen dan udeng serba putih ia diusap-usap dibagian kepala lalu kembali diarahkan ke dalam Pasraman.
Ketut Suwitna mengaku merasakan kondisi badan normal. Memang awal disulutkan api di bagian tangan kiri terasa panas beberapa detik. Namun begitu diyakini kembali rasa panas tersebut hilang.
"Saat itu yang saya rasakan badan terasa terkunci, masih merasakan nafas hanya tidak bisa berbuat apa," jelasnya.
Ia pun mengatakan kuncinya satu adalah yakin dan pasrah. Dimana segala sesuatu hal apapun kalau didasari atas dasar yakin maka itu akan berhasil.
"Dan ini tidak terlepas dari doa semua orang Bali dan karunia Tuhan, sehingga saya bisa menyelesaikan tugas tanpa luka," jelasnya .
Dia mengaku tidak ada ritual khusus untuk mempersiapkan diri sebagai watang hanya saja dia belajar Tattwa Ajian Geni Astra yang sudah ia persiapkan sejak 3 bulan sebelumnya.
"Sebelum pementasan juga merasa ada gangguan-gangguan niskala, seperti sering mengalami demam dan sedikit drop. Dan ini saya selesaikan dengan doa bersama di Pasraman," imbuhnya.
Bapak dua anak ini mengatakan apa yang dipentaskanya itu bukan untuk menunjukkan dirinya sebagai paling sakti, melainkan disamping ingin menampilkan pementasan Calonarang yang sedikit berbeda, juga ingin mengajegkan budaya bali dan menghibur para pecinta Calonarang.
Guru Pasraman Cakra Ca Buana, I Bagus Putu Budi Adnya menjelaskan ada mujizat Tuhan dalam pementasan calonarang malam itu sehingga bisa berjalan lancar.
Dikatakanya, dalam pementasan ini murni menerapkan ajaran kawisesan 50 persen, dan 50 persen kreatifitas. Sebelum dibakar watangan diarak, Ini intinya memberikan sugesti sang pemeran watangan dibuat masuk ke alam bawah sadar alias ditidurkan.
"Memang awalnya ada pengarakan intinya membuat tidur kealam bawah sadar," tuturnya.
Intinya ia hanya berharap ada perhatian pemerintah terhadap seniman kecil seperti seniman calonarang yang nyata melestarikan Budaya Bali.
Reporter: bbn/nod