Yadnya Dalam Budaya Bali Bermakna Aktivitas Pelestarian Alam
Selasa, 29 Mei 2018,
15:50 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, TABANAN.
Beritabali.com,Tabanan. Yadnya dalam budaya Bali pada dasarnya memiliki makna sebagai aktivitas pelestarian alam. Semua itu dilestarikan dan diteruskan berabad-abad karena adanya kesadaran hukum penciptaan, pemeliharaan dan pelestarian atau yang dikenal dengan konsep Tri Murti. Hal tersebut diungkapkan pemerhati budaya Made Nurbawa saat ditemui di Tabanan pada Selasa (29/5).
[pilihan-redaksi]
“Secara umum yadnya adalah bentuk penghormatan terhadap kekuatan alam atau Panca Maha Butha. Umat Hindu di Bali selalu berupaya untuk hidup bersama alam,” ujar ayah satu putri ini.
“Secara umum yadnya adalah bentuk penghormatan terhadap kekuatan alam atau Panca Maha Butha. Umat Hindu di Bali selalu berupaya untuk hidup bersama alam,” ujar ayah satu putri ini.
Menurut Nurbawa, manusia harus memiliki kesadaran dan keyakinan serta memahami hukum penciptaan sehingga manusia mampu hidup selaras dengan alam. Namun dalam mengartikulasikannya secara budaya disesuaikan dengan iksa atau kekuatan alam di suatu tempat, sakti atau pengetahuan yang dimiliki, desa atau wilayah tempat penerapannya, kala atau waktu yang tepat dan tattwa atau sastra suci.
Nurbawa mencontohkan yadnya menggunakan buah lokal di alam sekitar adalah bentuk pelestarian dari yang ada. Jadi unsur tumbuhan tersebut akan selalu digunakan dalam membuat sarana upakara dan upacara oleh umat Hindu di Bali.
Mantan Komisioner KPID Bali ini menambahkan bahwa yadnya adalah artikulasi dari pengetahuan suci kesemestaan. Di dalamnya ada kesadaran dan keyakinan terhadap tatanan hukum penciptaan (upeti), pemeliharaan (stiti) dan penyucian (pralina).[bbn/mul]
Berita Tabanan Terbaru
Reporter: bbn/mul