search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Tanpa Lakon, Suasana Kental Klasik Janger Sangat Terasa
Rabu, 22 Agustus 2018, 16:30 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com,Denpasar. Meski dirasa biasa saja, namun bagi salah satu penabuh Sanggar Lango Murti, I Made Dhima Fransima menuturkan dengan garapan janger tanpa lakon, suasana kekentalan klasik sebuah kesenian janger sangatlah terasa. 
 
[pilihan-redaksi]
“Memang dulu pakai lakon, sekarang tidak. Tapi dengan yang seperti ini lebih terasa natural dan klasiknya,” jelas Dhima usai tampilan yang berlangsung di Kalangan Ayodya, Taman Budaya, Denpasar kesenian janger khas Singapadu, Gianyar ini pun terasa klasik dan apik, Selasa (21/8) malam. 
 
Sedangkan Kelian Banjar Desa Singapadu, I Made Wijana mengungkapkan pertama kali tampil tahun 2016 saat itu lebih siap sehingga dibuatkan lakon di dalam janger. Sedangkan, karena banyaknya kesibukan dari para penampil, maka kali ini pihaknya hanya menampilkan janger yang sudah ditarikan turun-temurun.
 
Kendati demikian, ia menilai Janger klasik seperti ini perlu dipertahankan karena yang sudah ada memanglah patut dilestarikan. Itulah yang menjadi tolak ukur Sanggar Lango Murti untuk senantiasa bergelut dalam mencari generasi penerus Seni Kerakyatan Janger yang sudah ada sejak tahun 1950. 
 
"Tahun 1950-an sudah ada janger ini dan turun-temurun, sekarang sudah generasi yang ke 21,” ujar kelian banjar dari Desa Singapadu ini, I Made Wijana dengan gurat wajah serius. 
 
“Sanggar ini di bawah naungan STT (Sekaa Teruna-Teruni-red) di desa kami, jadi sudah barang tentu semua teruna-teruni tergabung dalam sanggar ini,” jelas Wijana. 
 
Sebagai kelian, Wijana pun berusaha intens mengawasi anak muda yang menari dan menabuh pada gelar Bali Mandara Mahalango 5. Setiap latihan Wijana mengawasi dan memberikan masukan-masukan yang dirasa penting. Sudah tampil untuk kedua kalinya, Wijana merasa performa janger kali ini kuranglah maksimal. 
 
Pengamat seni yang juga curator Bali Mandara Mahalango V, I Made Bandem juga menangkap kesan klasik dari penampilan Sanggar Lango Murti.  Justru Bandem menangkap itu kelebihan dan kekuatan dari janger yang ditampilkan Sanggar Lango Murti. 
 
“Sesungguhnya ini janger yang lebih klasik daripada janger-janger yang lain. Karena janger Singapadu ini kombinasi antara janger Peliatan, Singapadu, dan Kedaton yang menjadi puncak-puncaknya janger di tahun 40-an, 48, 47. Janger ini sedang menjadi model di Bali sesungguhnya karena kombinasi itu,” apresiasi Bandem saat ditemui usai pementasan, Selasa malam (21/8).
 
Menurut Bandem janger yang ditampilkan ini memang telah menjadi seni klasik saat ini. Bahkan lebih klasik dibandingkan dengan janger Menyali atau janger-janger yang lain. Itu karena janger ini jauh lebih awal dibandingkan janger-janger yang pernah ada. Menurut Bandem, penataan tarinya ditata dengan  bagus. Begitu juga penataan kecaknya. Selain itu penampilannya terasa komplit.
 
[pilihan-redaksi2]
”Ini sesungguhnya model janger yang perlu kita pertahankan. Walaupun saya tahu ada beberapa gending-gending yang sudah tidak dilagukan lagi,” tegas Bandem. 
 
Bagi Bandem boleh saja ada janger-janger model lain tetapi janger yang asli seperti yang ditampilkan Sanggar Lango Murti ada. Catatan lainnya, menurut Bandem, apa yang ditampilkan ini tidak kuno asal dikemas seperti sekarang. Misalkan koreografinya barang kali dapat improvisasi. 
 
“Tadi itu kan ada gending Pangkur Jawa namanya. Itu seharusnya ditonjolkan lebih banyak. Pangkur Jawa, yang nyanyi solo itu menarik. Janger Singapadu dulu banyak sekali nyanyian solo-solo seperti itu. Mengadu suara baru mejangerannya. Itu yang saya perhatikan kurang ada. Tadi Cuma satu sayang juga, ya tapi ya tetep masih ada,” puji Bandem.  (bbn/rls/rob)

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami