search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bupati Artha Sebut Kondisi Sleman Mirip Jembrana dari Sisi Heteroginitas
Rabu, 12 Desember 2018, 08:34 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Beritabali.com.Sleman. Bupati Jembrana I Putu Artha menyebut kondisi Sleman mirip dengan Jembrana dari segi heteroginitas. Hal itu menjadi  salah satu alasan kunjungannya bersama tim saat ini. 
 
[pilihan-redaksi]
"Jembrana itu taman mininya Bali, cukup heterogen dengan penduduk kurang lebih 300 ribu beragam suku dan agama ada, hal itu adalah anugerah namun tetap mesti dijaga," ujar Artha saat kunjungan dan studi managemen konflik di kabupaten Sleman. Rombongan Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial Jembrana yang berasal dari Kominda serta OPD dipimpin langsung Bupati Jembrana I Putu Artha diterima Wabup Sleman, di Rumah Dinas Bupati selasa (11/12).
 
Lebih lanjut Ia mengatakan  potensi besar itu mesti dikelola segenap pemangku kepentingan serta pemangku kebijakan serta aparat Jembrana sehingga tidak berkembang jadi konflik sosial. "Kami sampaikan terima kasih atas peran aktif segenap tim terpadu penanganan konflik sosial Jembrana. Harus senantiasa waspada, terlebih akan ada Pemilu, sehingga kordinasi perlu ditingkatkan.Apa yang baik bisa dipetik dari manajemen konflik di Sleman hendaknya bisa diterapkan dan menjadi pertimbangan dalam menjaga tetap kondusifnya keamanan di Jembrana," pungkas Artha.
 
Dikatakan, suatu konflik dapat membesar apabila tidak dideteksi secara dini serta dikelola dengan baik. Hal itu juga dapat menimbulkan kerawanan di masyarakat. Guna meningkatkan stabilitas serta kondusifitas, Pemkab Jembrana belajar tentang manajemen konflik di Kabupaten Sleman.
 
Kegiatan ini juga  serangkaian peningkatan wawasan dalam menjaga stabilitas keamanan daerah. Banyak hal dibahas dalam pertemuan dengan OPD unsur kominda Sleman. Diantaranya peran tim terpadu dalam  menciptakan kondusifitas daerah, metode pengawasan serta pencegahan konflik agar tidak terlanjur meluas.
 
Wabup Sleman Sri Maslimatu didampingi Kepala Kesbangpol Hery Dwikuryanto, dalam paparannya mengatakan kabupaten Sleman dengan jumlah penduduk 1.063.000 jiwa atau 18 persen dari total penduduk provinsi DIY sangat heterogen. Berbagai suku maupun agama tinggal disini. Angka itu juga dipastikan bertambah sebanyak 250 ribu jiwa disumbang penduduk pendatang yang tak ber-KTP berasal dari mahasiswa maupun pelajar yang tinggal di Sleman. 
 
Ia menyebut sejatinya potensi konflik serta kerawanan cukup besar, tapi berkat penanganan dini serta  dibantu peran  kominda maupun aparat, potensi itu dapat dicegah.Bahkan tahun 2017 lalu Sleman sukses mencatat zero konflik. Hanya saja diawal tahun 2018 sempat terjadi gesekan dimasyrakat, namun konflik terjadi antara sesama pendatang. 
 
[pilihan-redaksi2]
"Kita punya program jagakarsa desa jadi ada jejaring dimasing masing desa,bertugas memantau serta menjaga kerukunan warga.mereka juga mesti mendata, mengenali bahkan wajib tahu latar belakang warga pendatang,"ujar Muslimatun. 
 
Ditambahkannya Sleman juga beruntung dibantu peran Kominda yang cukup aktif memetakan kerawanan serta kesadaran masyarakat yang cukup tinggi dalam menjaga kerukunan. "Jadi masyarakat kami sadar bahwa Sleman hidup dari pariwisata. Jadi sebagai tuan harus menghormati, tamu harus dijaga serta kondusifitas serta keamanan mesti ditingkatkan," tandasnya. Acara diakhiri dengan tukar menukar cenderamata anatara kedua pimpinan wilayah. (bbn/Jim/rob)

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami