search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ketua DPRD Karangasem Serahkan Bantuan Busana Untuk 59 Pemangku Istri
Minggu, 6 Januari 2019, 16:30 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Ketua DPRD Karangasem, I Nengah Sumardi bersama seluruh Pemangku di Pesraman Pemangku Jenyana Mekar, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem, melaksanakan prosesi upacara atau perayaan Siwaratri di Pura Bale Agung, Desa Adat Sibetan, Sabtu (5/1) petang hingga Minggu (6/1) pagi. 

Selain itu ribuan warga Desa Sibetan hadir guna mengikuti persembahyangan bersama dan mekemit di Pura Bale Agung. Dalam kesempatan itu, Nengah Sumardi berkesempatan menyerahkan bantuan berupa busana untuk 59 orang Pemangku Istri di Desa Sibetan, dan satu unit Wireless yang nantinya bisa difungsikan untuk menunjang kegiatan keagamaan.
 
Nengah Sumardi kepada wartawan Sabtu (5/1)  mengaku sangat mengapresiasi seluruh rangkaian pelaksanaan upacara Siwaratri yang dilaksanakan oleh Pesraman Pemangku Jenyana Mekar tersebut. 
 
Menurutnya  Hari Raya Siwaratri sendiri berlangsung dan dilaksanakan setiap satu tahun sekali dan jatuh pada setiap Purwaning Tilem Sasih Kapitu atau bulan ketujuh dalam penanggalan Umat Hindu Bali.
 
“Hari Raya Siwaratri merupakan hari yang sangat suci dalam rangka melakukan pemujaan dan mendekatkan diri dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya debagai Dewa Siwa. Jadi ini merupakan momen yang sangat bagus sekali untuk introsfeksi diri atas segala perbuatan yang telah kita lakukan,” ujarnya. 
 
Sementara itu, Ketua Pesraman Jenyana Mekar, Jro Mangku Suyasa, dalam kesempatan itu menyebutkan jika Hari Raya Siwaratri memang sudah rutin setiap tahunnya dilaksanakan dan dipusatkan di Pura Bale Agung, serta diikuti oleh seluruh masyarakat di Desa Sibetan. 
 
“Upacara diawali dengan menghaturkan Pejati di Pura Sad Kayangan untuk Ngelungsur Wangsepada dan kemudian baru masyarakat berkumpul di Pura Bale Agung untuk mengikuti persembahyangan dan rangkaian upacara Siwaratri,” ungkap Jro Mangku Suyasa. 
 
Dijelaskannya rangkaian upacara Siwaratri dimulai dari Pukul 18.00 Wita petang dan berlangsung hingga keesokan pagi pukul 06.00 Wita dengan tiga kali pemuspaan masing-masing pukul 18.00 Wita, kemudian pada tengah malam pada pukul 24.00 Wita serta keesokan pagi pukul 06.00 Wita. 
 
Upacara Siwaratri sendiri terdiri dari Monabrata atau berdiam diri dan tidak bicara selama 12 jam dari pukul 06.00 Wita hingga pukul 18.00 Wita. Dilanjutkan dengan Mejagra atau tidak tidur semalaman yang berlangsung selama 36 jam, dan Upawasa atau tidak makan dan minum selama 24 jam.

Reporter: bbn/adv



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami