Caru Tawur Kesanga Sebagai Upaya Menjaga Keharmonisan
Rabu, 6 Maret 2019,
06:00 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com, Denpasar. Caru Tawur Kesanga menjelang pelaksanaan Nyepi oleh umat Hindu di Bali merupakan upacara bhuta Yadnya yang bertujuan menjaga keharmonisan antara manusia dengan alam lingkungannya. Dimana dalam lontar Agastia Parwa disebutkan bahwa bhuta Yadnya adalah mengembalikan dan melestarikan tumbuh-tumbuhan.
[pilihan-redaksi]
Demikian terungkap dalam sebuah artikel berjudul "Makna Penggunaan Kober Ganesha Saat Umat Hindu Melaksanakan Tawur Kesanga" yang ditulis oleh Drs. Dewa Nyoman Redana M.Si. Artikel tersebut merupakan prosiding seminar "Lokal Genius dalam Perspektif Kebijakan Publik, Hukum, Manajemen, Pertanian dan Pendidikan" yang digelar P3M Unipas Singaraja pada Oktober 2015.
Demikian terungkap dalam sebuah artikel berjudul "Makna Penggunaan Kober Ganesha Saat Umat Hindu Melaksanakan Tawur Kesanga" yang ditulis oleh Drs. Dewa Nyoman Redana M.Si. Artikel tersebut merupakan prosiding seminar "Lokal Genius dalam Perspektif Kebijakan Publik, Hukum, Manajemen, Pertanian dan Pendidikan" yang digelar P3M Unipas Singaraja pada Oktober 2015.
Redana menuliskan bahwa bhuta yadnya adalah untuk menumbuhkan keseimbangan jiwa antara mengambil dan mengembalikan. Setiap hari manusia mengambil berbagai sumber-sumber alam seperti air, tanah, api, udara yang sehat, dan akasa. Hendaknya setelah mengambil itu jangan lupa mengembalikannya agar kembali lestari dan kemudian untuk diambil lagi demi memelihara kelangsungan hidup ini. Jangan hanya meman-faatkan saja tanpa ingat untuk kembali membudidayakannya sehingga tidak punah.
Pada dasarnya butha yadnya adalah suatu yadnya untuk merawat badan jasmani Tuhan yang berbentuk alam semesta ini. Karena itu tujuan hidup mencapai dharma, artha, kama, dan moksha baru bisa dilaksanakan kalau alam ini lestari atau bhuta hita.[bbn/mul]
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: bbn/mul