Kanwil Kemenhan Bali Sosialisasi Wawasan Berbangsa dan Bernegara Sasar Generasi Muda
Rabu, 20 Maret 2019,
18:00 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com, Denpasar. Sebagai upaya antisipasi ancaman militer maupun non militer, Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Pertahanan RI Provinsi Bali menggelar Pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanahan Negara Tahun 2019 serta sosialisasi lomba parade cinta tanah air kepada ribuan anak-anak SMA/SMK yang ada di wilayah Sarbagita yakni Kota Denpasar,Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Tabanan.
[pilihan-redaksi]
Kegiatan yang dipusatkan di Gedung Sewaka Dharma Lumintang Rabu (20/3), dibuka secara resmi Asisten III Administrasi Umum Sekda Kota Denpasar IGN Eddy Mulya mewakili Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra.
Kegiatan yang dipusatkan di Gedung Sewaka Dharma Lumintang Rabu (20/3), dibuka secara resmi Asisten III Administrasi Umum Sekda Kota Denpasar IGN Eddy Mulya mewakili Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra.
Dalam kesempatan itu Eddy Mulya mengatakan, Indonesia memiliki kekayaan dan keanekaragaman sumber daya yang luar biasa. Untuk itu menurutnya diperlukan pemahaman masyarakat secara luas dalam pengelolaan sumber daya manusia untuk pertahanan negara.
Dengan menggelar pembinaan Eddy Mulya berharap masyarakat khususnya generasi muda mampu untuk mengantisipasi ancaman-ancaman baik dari ancaman militer maupun ancaman non militer.
"Untuk itu diperlukan ketertiban seluruh komponen, baik Pemerintahan dan swasta yang terintegrasi dalam mengelola sumber daya nasional untuk pertahanan negara," jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan, strategi Indonesia dalam menghadapi ancaman ada di beberapa bidang seperti militer, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya adalah dengan menjaga pertahanan dan keamanan negara Indonesia sendiri. Menurutnya Eddy Mulya menjaga pertahanan dan keamanan dengan mengandalkan partisipasi seluruh rakyat, sarana, prasarana dan seluruh daya yang ada.
Tidak hanya itu untuk menjaga pertahanan dan keamanan juga ditentukan kapasitas diri. Untuk mencapai itu Eddy Mulya memberikan pesan kepada semua peserta pembinaan SDM untuk terus belajar untuk meningkatkan kapasitas diri. Supaya menjadi orang-orang yang memiliki kompetensi. Mengingat kompetensi sangat penting terutama untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat dan Negara Indonesia.
“Kalau semua bekerja profesional maka negara ini akan menjadi kuat, serta pertahanan negara juga semakin kuat dan luar biasa dalam aspek pertahanan negara," tegasnya.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Pertahanan Provinsi Bali, Kolonel Inf Ketut Budi Astawa Mengatakan kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahun, untuk memberikan pemahaman kepada generasi muda bangsa khususnya anak SMA/SMK agar tahu bagaimana berbangsa dan bernegara, menjadi warga negara yang baik, taat, tunduk kepada peraturan yang berlaku di Negara Republik Indonesia.
[pilihan-redaksi2]
Kegiatan dibagi menjadi empat pos pertama di laksanakan di Kota Denpasar dengan diikuti anak-anak SMA/SMK yang ada di Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Tabanan. Pada tanggal 21 Maret mendatang kegiatan ini dilaksanakan di Kabupaten Karangasem pesertanya dari siswa SMA/SMK Kabupaten Karangasem, Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Bangli. Selanjutnya pada tanggal 25 mendatang pembinaan dilaksanakan untuk anak SMA/SMK di Kabupaten Jembrana, tanggal 30 Maret pembinaan anak SMA/SMK dilaksanakan di Kabupaten Buleleng.
Kegiatan dibagi menjadi empat pos pertama di laksanakan di Kota Denpasar dengan diikuti anak-anak SMA/SMK yang ada di Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Tabanan. Pada tanggal 21 Maret mendatang kegiatan ini dilaksanakan di Kabupaten Karangasem pesertanya dari siswa SMA/SMK Kabupaten Karangasem, Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Bangli. Selanjutnya pada tanggal 25 mendatang pembinaan dilaksanakan untuk anak SMA/SMK di Kabupaten Jembrana, tanggal 30 Maret pembinaan anak SMA/SMK dilaksanakan di Kabupaten Buleleng.
"Inilah tugas-tugas kami di Kementerian Pertahanan Provinsi Bali untuk menghadapi ancaman militer maupun ancaman no militer. Dewasa ini sering terjadi adalah ancaman non militer. Ancaman non militer menurutnya ada tujuh hal yang yakni idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya, keselamatan umum, teknologi dan legislasi . Dari semua itu ideologi yang paling kuat ancamannya hingga terjadi ledakan dimana-mana serta adanya kelompok-kelompok radikal dengan menggunakan topeng idiologi, agama, tuhan dijadikan alat sebagai alat berbuat yang bebas atau tidak benar.
“Kalau sudah paham aturan melalui kegiatan ini diharapkan memiliki spirit untuk agar mau menerapkan dalam kehidupan sehari-hari tentunya dengan kegiatan gotong royong, asah asih dan asuh," jelasnya. (bbn/humasdenpasar/rob)
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: Humas Denpasar