search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
KPU Bali Gencar Sosialisasi Sasar Pemilih Marginal Bekerja di Tempat Hiburan Malam
Kamis, 21 Maret 2019, 18:00 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Beritabali.com, Badung. Untuk meningkatkan partisipasi pemilih dengan target 80% dan diadakannya teknis pindah pemilih pemilu kali ini, KPU Bali gencar melakukan sosialisasi kali ini menyasar pemilih maginal yang bekerja di tempat hiburan malam.
 
[pilihan-redaksi]
Ketua KPU Bali, I Dewa Agung Gede Lidartawan mengatakan sosialisasi tentang pemilu 2019 ini terkait teknis jenis surat suara dan bagaimana mengetahui terdaftar sebagai pemilih dan mekanisme lainnya jika mereka terdaftar menjadi DPT di luar Bali. Meski sedikit terlambat karena pemilu tinggal menghitung hari, kegiatan ini dimaksudkan untuk menyadari hak pilih mereka yang terdaftar sebagai DPT termasuk yang ber-KTP tetapi tidak terdaftar.
 
 
"Dari awal saya instruksikan kepada relawan Pemilu agar menyasar dan mendatangi mereka ini tergolong tidak menerima informasi tentang pemilu karena waktu kerja dari sore hingga pagi dini hari, sisanya mereka habiskan untuk istirahat," jelasnya usai mengadakan sosialisasi di salah satu tempat hiburan malam, Boshe bersama KPU Badung, Kamis (21/3). 
 
[pilihan-redaksi2]
Hal ini, menurutnya penting karena ternyata banyak pemilih yang berada di luar daerah bekerja di Bali sehingga disarankan untuk mereka melakukan pindah pemilih atau mereka yang belum terdaftar tetapi memiliki E-KTP langsung menggunakan hak pilihnya. 
 
Strategi menyasar komunitas marginal ini, lanjutnya sudah dilakukan hingga ke kafe-kafe kecil di beberapa daerah seperti di Buleleng. Tidak hanya mereka yang bekerja di hiburan malam, KPU juga menyasar kaum marginal yang tergolong mereka yang tinggal di pedalaman dan tidak terjangkau. "Setiap segmen yang mempunyai pangsa pasar kita semua sasar agar komunitas-komunitas ini mengetahui," tandasnya.
 
Ia mengakui dengan keterbatasan anggaran sosialisasi menjadi kendala untuk menyasar desa-desa atau banjar di pedalaman. Meski demikian ia tetap maksimalkan dengan anggaran yang ada dimana dari sasaran 11 komunitas dianggarkan Rp5 juta untuk setiap kegiatan sosialisasi yang dilakukan selama tiap bulan dalam kurun waktu 3 bulan. (bbn/rob)

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami