search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Made Mawut, Merdeka 100%, Merdeka dalam Berkarya
Minggu, 18 Agustus 2019, 07:10 WITA Follow
image

beritabali.com/mybalimusic

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Seperti yang dijanjikan saat memperkenalkan single “Sesat” awal bulan lalu, solois Made Mawut akhirnya merilis album terbaru berjudul "Merdeka 100%". Meskipun dirilis dalam suasana menjelang peringatan HUT Kemerdekaan RI, menurutnya judul album tak mengarah ke sana. Dalam konteks ini, bagaimana ia merasa merdeka dalam berkarya.
 
Penegasan bahwa judul album sekaligus judul salah satu lagu, “Merdeka 100%”, juga peluncuran album yang dilakukan bukanlah bagian atau sengaja dikaitkan dengan HUT Kemerdekaan RI juga disampaikan Dadang SH Pranoto, yang memproduseri rekaman ini dengan label Pohon Tua Creatorium.
 
Kepada wartawan di Denpasar saat memperkenalkan "Merdeka 100%", Jumat (16/8), Dadang menjelaskan, pihaknya sengaja meluncurkan album tersebut sekarang, karena kebetulan dalam tiga bukan ke depan ada beberapa momentum bagus. Dua di antaranya, gelaran musik Sycronize di Jakarta dan Soundrenaline di Bali.
 
“Nah, Made Mawut sudah "confirm" akan tampil di dua acara itu. Jadi saya katakan kepada, dia harus mencuri perhatian, dan ini kesempatannya. Made Mawut memainkan delta blues, yang saya rasa satu-satunya di Indonesia saat ini. Jadi dia jalan sendiri, dan ini akan mencuri perhatian,” jelas Dadang.
 
Sementara itu Made Mawut mengatakan, dalam pemikirannya, merdeka itu soal bagaimana jalannya, bukan tujuan. Bagaimana ia menerjemahkan kata merdeka dalam hal ini sebagai kemerdekaan (bebas) dalam berkarya. Meskipun bagi dia, sejatinya tak pernah ada merdeka yang benar-benar 100 persen.
 
“Judul album memang tidak secara langsung mewakili semua lagu, tapi "spirit"-nya terwakili. Kata merdeka 100% itu buat lucu-lucuan saja. Karena setidaknya masih ada 1% bagian di mana menjadi ruang bagi saya untuk tetap belajar, untuk terus berkembang,” katanya, seperti dilansir mybalimusic.com.
 
Ada banyak hal yang berbeda dari “Merdeka 100%” dibandingkan album pertama Made Mawut, “Blues Krisis” yang dirili 5 tahun silam. Selain kali ini ditangani oleh Dadang yang banyak dikenal sebagai gitaris Navicula juga pentolan Dialog Dini Hari, Made Mawut juga berkolaborasi dengan sejumlah musisi dari Bali dan Jakarta, seperti Truedy, Palel Atmoko, Eval, Fendy Rizk, hingga Endah n Rhesa. Bahkan Endah n Rhesa juga ambil bagian untuk menangani mastering engineer. Album yang dilepas dalam format CD audio ini akan didistribusikan secara nasional oleh DeMajors.
 
Sebagaimana ciri delta blues yang kerap membawakan ulang lagu sebelumnya dengan gaya baru, itu pula yang dilakukan Made Mawut. Di antara 10 lagu pada "Merdeka 100%"  ada lagu “Setan Kredit” yang dirilis sebagai "single" 2018 lalu, hanya kali ini dimainkan versi album. Menariknya, ada juga satu lagu keroncong lawas karya R. Maladi yang dikemas ulang ke dalam balutan blues, “Di Bawah Sinar Bulan Purnama”.
 
Soal ini, Made Mawut mengaku sedari dulu suka dan belajar bermain keroncong. Karenanya ia berpikir bagaimana bila keroncong yang kuat dengan kesan Indonesia digunakan sebagai medium untuk lebih mendekatkan delta blues ke penikmat musik secara luas. Terlebih dalam beberapa pilihan nada, keroncong menurutnya sangat dekat dengan warna blues.
 
Selain lagu-lagu tersebut, "Merdeka 100%" juga memuat “Lingkaran Setan”, “Blues Kamar Mandi”, “Paceklik”, “Sesat”, “Blues Hari Ini”, dan “Terlena”. Di sisi lain, meskipun warna delta blues yang dominan dengan permainan gitar dobro dan harmonica cenderung dianggap ‘kuno’ atau tua, namun Dadang sebagai produser yakin kehadiran Made Mawut tetap dapat diterima secara luas. 
 
Hal yang paling mungkin mendekatkan Made Mawut dengan penikmat musik dari generasi masa kini, kalau bukan karena pilihan musiknya, tentu karena tema-tema yang diangkat konteksnya kekinian, mengangkat sensitivitas sosial kemasyarakatan.
 
Made Mawut mulai bermain musik sendiri dengan membawakan blues delta sejak 2005. Lahir dan besar di Denpasar, ia sempat bersekolah di Hawaii, AS. Pengalaman ini menjadikan pengenalannya dengan budaya blues makin dalam. Menurutnya, musik "blues" aslinya lahir dari dobrakan belenggu perbudakan. "Spirit" itulah yang kini ia bawa pada musiknya. [bbn/mbm/psk]

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami