Perpustakaan SD di Tabanan Banyak Tak Layak
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, TABANAN.
Kondisi perpustakaan di Tabanan khususnya jenjang SD sebagian besar kurang layak. Kelayakan itu selain tidak ada gedung khusus, juga perpustakaan tidak pernah dikunjungi siswa. Dengan kondisi itu koleksi buku yang ada di sekolah tersebut berdebu.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Tabanan Wayan Kotio mengatakan sesuai hasil monitoring memang perpustakaan di SD masih belum layak. Hal ini jauh berbeda dengan kondisi perpustakaan jenjang SMP dan SMA yang sudah mulai menggeliat, apalagi dilengkapi dengan aplikasi barcode dalam hal peminjaman buku.
"Khusus di SD, dari pengamatan kami selama pembinaan banyak yang punya ruangan perpusatakaan lengkap dengan koleksi buku, hanya saja jarang dikunjungi oleh siswanya. Tetapi masih ada yang bagus beberapa, kira-kira 50 persen masih bagus," ungkap Kotio Selasa (29/10).
Padahal untuk saat ini pemerintah lagi gencarnya untuk mendorong dan menumbuhkan literasi membaca. Maka dari itu Kotio menyarankan agar pengelola perpustakaan di jenjang SD memiliki terobosan atau inovasi baru yang diharapkan minimal bisa mengajak siswanya untuk masuk ke ruang perpustakaan.
"Seperti penyediaan wifi gratis untuk menarik minat siswa datang ke ruang perpustakaan, lambat laun pasti mereka baca koleksi disana," sarannya.
Kotio pun menyambut baik langkah dewan dan klinik pendidikan menggelar lomba perpustakaan dan literasi sebagai upaya menggeliatkan fungsi perpustakaan. Hal ini untuk memacu pengelola perpustakaan untuk berbenah. Bahkan jika pengelola perpustakaan ingin belajar tentang pengelolaan perpustakaan bisa langsung ke Dinas Perpustakaan saat jam kerja.
"Silakan datang, kami siap membantu," tegas Kotio.
Sementara itu Kabid SD Dinas Pendidikan Tabanan Made Sukanitera mengakui meski perpustakaan sebagian besar dalam kondisi kurang layak, sejak tahun 2018 jajaran dinas pendidikan sudah mewajibkan budaya literasi membaca di kalangan SD. Dimana 10 menit sebelum pelajaran dimulai, para siswa diwajibkan untuk membaca baik itu meminjam buku di perpustakaan ataupun membawa koleksi buku sendiri.
"Dan ini sifatnya wajib, untuk menggeliatkan budaya membaca," terangnya.
Sementara itu Ketua Dewan Pendidikan I Wayan Madra Suartana mengatakan, kegiatan lomba perpustakaan dan literasi yang digelar merupakan tindak lanjut dari kegiatan bimtek yang telah digelar satu tahun sebelumnya.
"Lomba ini juga ajang evaluasi sejauh mana perkembangannya setelah acara bimtek perpustakaan tahun lalu, dan apa kendala yang masih dihadapi," tegasnya.
Dan dari hasil monitoring itu, ternyata banyak yang belum menerapkan sistem online, serta adapula yang masih kewalahan melengkapi fasilitas perpustakaan dan belum bisa memberikan wajah menarik untuk siswa bisa datang berkunjung.
"Kedepan mudah-mudahan dari pengelola mau membenahi sehingga siswa untuk membaca buku lebih senang," ujar Madra.
Reporter: bbn/tab