search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Gagal Diselundupkan ke Rusia, Bonbon Dikembalikan ke Sumatera
Senin, 16 Desember 2019, 14:05 WITA Follow
image

beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Setelah dirawat selama sembilan bulan di Bali Safari, Gianyar Bali, seekor anak orang utan yang gagal diselundupkan ke Rusia, akhirya dikembalikan ke habitatnya di pulau Sumatera. Sebelum dipindah ke Sumatera, Bonbon, nama anak orang utan Sumatera ini mendapat berbagai hadiah dalam sebuah acara perpisahan di Bali Safari Gianyar, Senin (16/12/2019).

Senin pagi di Bali Safari Gianyar, Bonbon tampak tidak mau lepas dari "keeper" atau perawatnya, yang telah menjaga dan merawat Bonbon selama sembilan bulan terakhir.

Bagi "keeper" atau petugas yang merawatnya, Ketut Diandika, keberadaan Bonbon di Bali Safari memiliki kenangan tersendiri. Dari kondisi sakit dan trauma, kini Bonbon menjadi sosok anak orang utan yang sehat dan suka bermain. 

"Banyak suka duka merawat Bonbon. Waktu datang ke sini dia sering takut sama (sosok) laki-laki, Bonbon masih trauma karena waktu hendak diselundupkan dia dibius di bandara. Pelan pelan saya dekati lalu dia mau, terus sorenya saya ajak dia bermain, terus saya dekati dan akhirnya kami jadi dekat sampai sekarang," ujar Ketut Diandika.

"Rasanya sedih banget ditinggal Bonbon, maunya dia tetap di sini saja (Bali Safari). Saya sudah merawat Bonbon 9 bulan di sini, dia suka bermain, kalau sama yang lain dia nggak mau. Harapan saya biar dia tumbuh besar dan jadi pejantan tangguh di sana (Sumatera)," imbuh Ketut.

Setelah dirawat selama sembilan bulan, hari Senin sore Bonbon akan diterbangkan ke pusat rehabilitasi orang utan Sumatera yang berada di Sibolangit, Sumatera Utara. Di Sibolangit, Bonbon akan menjalani rehabilitasi di Sumatera Orangutan Conservation Program (SOCP), sebelum dilepas kembali ke habitat aslinya.

Menurut Yohana Kusumaningtyas, dokter hewan Bali Safari, Bonbon merupakan anak orang utan jantan yang menjadi korban penyelundupan satwa liar di Bali. Bonbon gagal diselundupkan ke Rusia pada bulan Maret 2019, dan kemudian dirawat di Bali Safari karena mengalami gangguan kesehatan dan juga trauma.

"Pada 23 Maret 2019, ada kontak dari BKSDA, Bali Safari diminta tolong untuk "rescue" Bonbon yang akan akan diselundupkan ke Rusia dari Bandara Ngurah Rai. Kondisinya waktu itu menyedihkan karena efek obat tidur sehingga perutnya kembung. Bonbon juga mengalami cacingan dan gangguan pernafasan, serta paru-paru tidak normal. Setelah menjalani pengobatan di Bali Safari, kondisi Bonbon semakin membaik dan kemudian dikarantina selama 30 hari,"jelas Yohana. 

Pihak Bali Safari kemudian melakukan cek darah dan uji DNA serta X Ray. Dari uji DNA diketahui Bonbon adalah Orang Utan Sumatera, salah satu spesies Orang Utan di Indonesia selain Orang Utan Tapanuli dan Orang Utan kalimantan.

"Sekarang kondisi Bonbon sudah sehat, dulu beratnya hanya 5 kilo, sekarang sudah 11 kilogram. Semoga semua berjalan lancar, Bonbon akan dibawa ke pusat rehabilitasi orang utan di Sibolangit untuk menjalani rehabilitasi. Setelah memenuhi syarat Bonbon akan dirilis ke habitatnya di hutan Sumatera,"jelas Yohana.

Acara pelepasan Bonbon sebelum dikembalikan ke habitat aslinya juga mendapat perhatian dari para wisatawan maupun pengunjung yang datang ke Bali Safari. Apalagi Bonbon mendapat beraneka macam hadiah seperti buah buahan beku dan buah segar, sebelum ia dikembalikan ke Sumatera.

Bonbon akan dikirim menuju pusat rehabilitasi orang utan Sumatera di Sibolangit pada Senin sore melalui terminal cargo bandara internasional Ngurah Rai Bali. 

Selain Bonbon, saat ini total terdapat 17 orang utan yang ada di Bali Safari Gianyar, termasuk 4 bayi orang utan yang lahir dalam kurun waktu setahun terakhir. Jika umurnya sudah dewasa dan kondisi fisik dan mental sudah siap, orang utan hasil pembiakan di Bali ini rencananya akan kembali dilepas ke habitat aslinya baik di pulau Kalimantan maupun Sumatera.


 

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami