search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Narasi Garis Kehidupan Ketut Suasana “Kabul” di Atas Kanvas
Jumat, 7 Februari 2020, 14:30 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Puri Anom Tabanan akan menggelar pameran lukisan tunggal karya pelukis I Ketut Suasana atau yang akrab disapa "Kabul". 

[pilihan-redaksi]
Pameran ini bertajuk Solo Painting Exhibition - line dance menampilkan belasan lukisan figuratif yang mempesona akan dibuka pada hari Minggu (9/2) pagi.
 
Kabul menyebutkan, pameran lukisannya digelar atas dasar kegelisahannya dalam berkarya untuk menghasilkan visualisasi eksotis dari inspirasi dan eksplorasinya selama ini. 

“Semua gagasan menarasikan riak kehidupan dan menuangkannya di atas kanvas. Semua berawal dan tercipta dari lekukan dan tarian garis,” katanya. 
 
Melukis bagi seniman 42 tahun  ini adalah menggores garis dan mengikuti iramanya hingga melewati batas imajinasi. Dari garis terbentuk gagasan dan mengeksplorasinya sebagai elemen yang dominan. 

“Lukisan figuratif kontemporer yang akan saya tampilkan kali ini jumlahnya sekitar 15 buah. Saya berkeinginan kuat mengambil lokasi di Tabanan karena supaya pernah berpameran di tanah kelahiran,” ujarnya. 

Sementara itu, tokoh Puri Anom, AA. Ngurah Panji Astika selaku penyelenggara sekaligus tuan rumah acara menuturkan, puri atau istana sejak jaman kerajaan memiliki tempat terhormat dalam strata kehidupan sosial Bali.

Ruang di dalamnya juga memiliki dimensi sakral dan profan. Keterhubungan dan kerjasama dengan kalangan seniman baik itu seniman ukir, seniman wadah, seniman arsitektur bangunan begitu erat sejak jaman kerajaan lampau hingga era modern ini.

"Karya-karya arsitektur dan dekorasi di dalam puri juga lahir dari cipta, rasa dan karsa yang tinggi dari para seniman yang memiliki posisi terhormat pada zamannya,” ujarnya.

Turah Panji begitu panggilan akrabnya, juga mengisahkan beberapa seniman yang hebat pada masanya seperti sosok Sangging Prabangkara yang melegenda masa Dalem Waturenggong, Sangging Modara abad ke-18 di Puri Klungkung, sangging dari golongan Brahmana Ida Pendanda Sidemen di Sanur dan sangging serta undagi abad ke-20, I Gusti Nyoman Lempad dari Ubud Gianyar. Lempad adalah seniman yang tersohor di seluruh dunia dengan kekuatan garisnya.

Kurator pameran, Made Susanta Dwitanaya menyebutkan, garis adalah elemen yang esensial dalam sebuah karya visual dwimatra. Garis, matra dasar yang terkontruksi dari titik yang saling terhubung. Ia adalah muasal, ia adalah guratan pertama pembentuk segala imaji yang menubuh menjadi rupa.

I Ketut Suasana atau yang akrab disapa Kabul, menghadirkan karya-karya lukis dengan eksplorasi garis yang dominan. Secara visual tampak bahwa Kabul memperlakukan garis sebagai elemen yang penting dalam karya-karyanya.

“Melalui permainan dan eksplorasi garisnya Kabul seperti sedang menari dalam panggung kanvasnya. Tarian garis itu membentuk dunianya sendiri,” ujarnya.

Reporter: bbn/tab



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami