search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Koster Tidak Ingin Pembangkit Listrik di Bali Gunakan Batubara
Kamis, 13 Februari 2020, 16:00 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Gubernur Bali Wayan Koster menerima audiensi Mr. Florian Kitt, Energy Specialist, Energy Division, Southeqst Asia Departmen, Asian Development Bank (ADB) di rumah dinas Gubernur Bali, Jaya Sabha, Denpasar Kamis (14/2) pagi. 

[pilihan-redaksi]
Pertemuan ini terkait Bantuan teknis Program Clean & Sustainable Energy yang akan diberikan kepada Pemerintah Provinsi Bali. Gubernur Koster menyambut baik bantuan ini karena sejalan dengan Visi Pemerintah Provinsi Bali "Nangun Sat Kerthi Loka Bali". 

Terlebih saat ini telah dikeluarkan beberapa kebijakan terkait energi diantaranya Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih serta Pergub Nomor 48 Tahun 2019 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.

"Kami saat ini sedang menata pembangunan Bali sesuai visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya. Dimana pembangunannya harus ramah lingkungan mengangkat nilai-nilai kearifan lokal," ungkap Gubernur Koster. 

Berangkat dari visi itu pihaknya ingin mewujudkan alam yang bersih dan harmonis tentu lingkungan harus bersih, udara harus bersih. Untuk itu pihaknya menerapan kebijakan Bali energi bersih dan mandiri energi

Dalam konteks mandiri energi, Bali harus membangun pembangkit tenaga listrik sendiri untuk memenuhi kebutuhan energi baik untuk kebutuhan domestik (masyarakat bali) maupun mendukung kebutuhan industri jasa bidang pariwisata.

"Ini sedang kami sinkronkan kebijakannya dengan pemerintah pusat. Kami mohon dukungan Bappenas. Kami minta pembangkit listrik di Bali tidak lagi boleh menggunakan batubara, harus ramah lingkungan. Karena kebutuhan energi akan meningkat seiring diberlakukannya kebijakan penggunaan kendaraan listrik," sebutnya.

Nantinya penggunaan energi oleh masyarakat akan dikendalikan baik untuk sarana transportasi supaya mulai berubah dari kendaraan menggunakan bahan bakar minyak, nantinya menggunakan kendaraan listrik berbasis baterai.

Florian Kitt mengatakan siap mendukung implementasi dari kebijakan clean energy yang dimiliki Bali. Untuk itu Ia meminta restu kepada Gubernur Bali untuk membantu Bali dalam program energi efisiensi yakni mengganti lampu penerangan jalan umum (PJU) yang konvensional menjadi yang efisien. 

"Energi efisiensi adalah pilihan yang paling murah untuk mengurangi emisi. Penggunaan teknologi yang efisien juga dapat mengurangi beban APBD, karena adanya pengurangan konsumsi listrik," katanya.

Reporter: Humas Bali



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami