search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Peneliti Muda Denpasar Raih Emas di Malaysia
Senin, 24 Februari 2020, 12:05 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Tim peneliti dari Madyapadma Journalistic Park, SMAN 3 Denpasar meraih medali emas dan special award dari Taiwan dalam event Malaysia Tecnologi Expo (MTE) 2020. Kegiatan MTE 2020 diselenggarakan di Kuala Lumpur, 20–22 Februari 2020.

[pilihan-redaksi]
Tim peneliti Madyapadma Journalistik Park Trisma terdiri dari Kadek Ninda Nandita Putri, Yadnya Cakra Cyntia Dewi, Ni Putu Della Puspita Dewi, Ni Komang Regina Ary Shanty, Mutiara Diva Ramadhani, Ni Gusti Putu Pamela Putri, Dewa Ayu Putu Kanianita Sanjaya.

Mereka mengangkat penelitian berjudul Green Brick Combination of PET Plastic Waste, Glass Bottle, Sand, And Cement Waste (Green brick kombinasi dari limbah plastik PET, gelas kaca, pasir, dan semen). Penelitian ini termasuk dalam kategori Building. 

“Kami tidak menyangka dapat meraih emas. Apalagi penelitian kami hanya menguji tiga dari lima indicator penelitian batako yang sesuai standar SNI (Standar Nasional Indonesia),” jelas ketua tim Green Brick, Ninda Nandita. 

Apalagi selain meraih medali emas, tim Green Brick juga mendapat penghargaan spesial (special award) dari Chinese Innovation & Invention Society (Taiwan). 

“Saya kaget ketika mendapat special award juga dari Taiwan. Tetapi si Ninda (Ninda Nandita-red) lebih kaget lagi sampai nangis,” sambung Regina mengungkapkan perasaannya. 
Pencapaian medali emas oleh tim Madyapadma Trisma ini mengulang prestasi tahun lalu di ajang yang sama (MTE 2019-red) yang juga meraih emas.

Menurut Yadnya Cakra, yang membedakan batako Green Brick dengan batako umumya adalah bahannya dari limbah kaca dan botol plastik bekas. 

“Batako kami terbuat dari limbah kaca dan limbah botol plastic bekas yang dihancurkan hingga halus. Setelah itu dicampur dengan pasir dan semen,” papar Yadnya Cakra. 

Menurut Yadnya Cakra alasan menggunakan limbah kaca dan limbah plastik karena Indonesia termasuk menghasilkan sampah plastik dan kaca yang cukup besar. 

“Jadi ini bentuk kecil kepedulian kami terhadap lingkungan,” tegas Yadnya Cakra.

Menurut Della Puspita, perjuangan mewujudkan Green Brick tidak mudah. 

“Terutama ketika mencari dan menghaluskan kaca dan plastic. Memerlukan waktu lama,” tutur Della Puspita. 

Tidak hanya itu untuk pengujiannya menurut Ninda Nandhita juga penuh perjuangan. 

“Karena kami tidak tahu proses pengujian di lab teknik Unud. Untung kami mendapat kemudahan dari lab di Fakultas Teknik Unud, sehingga kami akhirnya dapat meraih hasil ini,” lanjut Ninda Nandhita.

Kedepan, Della Puspita berharap hasil penelitiannya ini dapat digunakan di masyarakat di bidang kontruksi. 

“Selain itu kami juga bermaksud untuk mengurus HKI (Hak Kekayaan Intelektual-red),” ujar Ninda Nandhita. 

Sementara itu dalam event MTE 2020 ini, dua tim lainnya dari Bali yaitu SMA Dwijendra Denpasar dan Universitas Udayana juga meraih emas.
 

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami