Ratusan Orang Meninggal Akibat HIV, DPC PDIP Jembrana Gelar Sosialisasi
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, JEMBRANA.
Tingginya angka penularan HIV-AIDS di Jembrana hingga saat ini masih mengkhawatirkan. Jumlah penderita HIV-Aids semakin bertambah. Bahkan ratusan orang telah meninggal dunia akibat AIDS.
[pilihan-redaksi]
Jembrana masih menempati urutan ke-5 jumlah penderita HIV-Aids di Bali. Perilaku seks berisiko menjadi penyebab tertinggi penularan HIV-Aids, disamping penggunaan jarum suntik. Karena meningkatnya jumlah pengidap HIV Aids inilah yang membuat DPC PDIP Jembrana melaksanakan kegiatan sosialisasi bahaya penyalahgunaan narkoba dan HIV/Aids di Mendopo Kesari Negara, Sabtu (7/3).
Sosialisasi dihadiri yowana se-Jembrana baik karang taruna dan komunitas, PAC dan Ketua Ranting PDI-P se-Jembrana.
Pemateri menghadirkan Ketua BNK Jembrana I Made Kembang Hartawan dan Koordinator Komunitas Jalak Bali yang bergerak di HIV/Aids Made Suarnayasa.
Koordinator Panitia Kegiatan yang juga sekretaris DPC PDIP Jembrana Ni Made Sri Sutharmi mengatakan dari data yang didapatkan sejak Januari 2019 hingga akhir November lalu, total temuan kasus baru HIV di Jembrana sebanyak 95 orang. Jumlah ini menambah angka kasus HIV-AIDS tahun sebelumnya yakni 104 kasus pada tahun 2018.
Sedangkan total kasus HIV-AIDS dari 2005 hingga 2019 sudah mencapai 1.047 kasus dengan jumlah penduduk Jembrana yang telah meninggal dunia karena HIV-AIDS sebanyak 235 orang. Temuan kasus baru tersebut merupakan hasil test VCT di 15 klinik VCT. Secara keseluruhan pengidap HIV/AIDS di Jembrana 1065.
"Kalau se-Bali 22 ribu lebih. Ini yang terdata saja. Ini memang seperti fenomena gunung es. Karena itulah kita tidak bisa tinggal diam. Kita perlu menekankan dan memerangi bersama-sama peduli akan hal ini," jelasnya.
Untuk mensosialisasikan HIV/Aids dan narkoba pihaknya juga membuat tik tok stop Narkoba dan HIV/Aids. Suarnayasa mengatakan untuk pengidap HIV/Aids yang meninggal sudah mencapai 235 orang dan 328 orang masih rutin minum obat. 88 persen merupakan pasangan heteroseksual. 23 persen merupakan ibu rumah tangga.
Selebihnya banyak yang sudah berstatus HIV namun tidak mau datang ke layanan. Diharapkan dengan 9 layanan yang kini sudah ada bisa meningkatkan target kangkauan. Sehingga bisa diobati dan didampingi.
Reporter: bbn/adv