search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Herman Cain, Politisi AS Tolak Pakai Masker Meninggal Kena Corona
Minggu, 2 Agustus 2020, 17:25 WITA Follow
image

bbn/voaindonesia

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Politisi Amerika Serikat pendukung Presiden Donald Trump, Herman Cain meninggal dunia akibat Covid-19. Sebelumnya, Cain menolak untuk mengenakan masker selama pandemi Covid, ironisnya dia kemudian meninggal setelah tertular COVID-19.

[pilihan-redaksi]
Dikutip dari cnbcindonesia.com, Cain, 74, mengetahui diagnosisnya pada 29 Juni, sembilan hari setelah menghadiri rapat umum Trump di Tulsa, Oklahoma. Dalam pertemuan tersebut dia dan banyak orang lainnya berkumpul bersama tanpa mengenakan masker wajah yang bertujuan mencegah penyebaran virus corona.

Setelah dinyatakan positif Corona, Cain menghabiskan sebagian besar bulan Juli di rumah sakit daerah Atlanta.

"Herman memiliki karir yang luar biasa dan dipuja oleh semua orang yang pernah bertemu dengannya, terutama saya. Dia adalah pria yang sangat istimewa, seorang Patriot Amerika, dan teman yang hebat," tulis Trump di Twitter dilansir dari Reuters, Sabtu (1/8/2020).

Banyak pendukung Trump telah menolak anjuran dari para ahli kesehatan masyarakat, termasuk menolak untuk memakai masker. Padahal masker dikatakan dapat mencegah penyebaran virus, penolakan menggunakan masker pun dijadikan semacam pernyataan politik.

Tepat sebelum mengumumkan diagnosisnya pada 2 Juli, Cain memposting dukungan untuk tidak menggunakan masker pada acara 4 Juli di Mount Rushmore di South Dakota yang direncanakan Trump untuk hadir.

"Penggunaan masker tidak akan wajib untuk acara tersebut, yang akan dihadiri Presiden Trump. Orang-orang yang menciptakan itu," cuitnya.

Pernyataan belasungkawa mengalir dari kalangan konservatif terkemuka, sementara beberapa kaum liberal menggunakan kesempatan itu untuk mempromosikan pemakaian topeng.

"Herman Cain akan dirindukan, dia adalah salah satu suara konservatif terbesar sepanjang masa. Saya tidak akan pernah melupakan wajahnya yang tersenyum, "Jenny Beth Martin, salah satu pendiri Tea Party Patriots, menulis di Twitter.

Cain yang menyebut dirinya seorang pria ABC atau "American Black Conservative" baru saja mulai mengadakan acara baru di Newsmax TV dan berharap untuk memainkan peran dalam kampanye pemilihan presiden 2020.

Selama kampanye presiden 2016, dia menjadi pendukung Trump yang tahun lalu berencana untuk mencalonkan Cain ke kursi di Dewan Federal Reserve AS (The Fed) yang dapat menetapkan suku bunga acuan.

Pencalonan ini menghadapi perlawanan langsung, bahkan di dalam Partai Republik, ketika para kritikus menyatakan keprihatinan tentang loyalis Trump yang bertugas di dewan yang secara tradisional tidak berpihak. Cain pun menarik diri untuk mengurangi pengaruhnya.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami