search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Aneka Satwa Tenang Ikuti Prosesi Tumpek Kandang dengan Protokol Kesehatan
Sabtu, 5 Desember 2020, 22:00 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Aneka satwa Bali Safari Park di Kecamatan Gianyar natab banten Tumpek Kandang pada Saniscara Kliwon Uye, Sabtu (5/12). 

Satwa seperti ular, orangutan, sapi, babi, ayam, bebek, anjing, burung dan jenis satwa lainnya digendong oleh perawat satwa. Tanpa berontak, satwa-satwa ini tetap tenang selama prosesi upacara berlangsung. 

Aneka satwa ini juga diperciki tirta dan dilekatkan bija pada kening. Dalam situasi pandemi, prosesi natab banten Tumpek Kandang menerapkan protokol kesehatan Covid-19 sesuai aturan dari Pemerintah. 

General Manager Bali Safari Park, Thomas Colbert menjelaskan rutin merayakan tradisi Tumpek Kandang ini setiap 210 hari sekali sesuai perhitungan kalender Bali. 

"Kami mencoba untuk menonjolkan tradisi atau budaya Bali, termasuk salah satunya adalah Tumpek Kandang. Oleh sebab itu, Bali Safari Park pun ikut merayakan tradisi ini setiap 6 bulan sekali bersama satwa-satwa yang ada. Ini juga menjadi bentuk terima kasih kami atas kehadiran aneka jenis satwa di Bali Safari Park,” ujarnya. 

Pada perayaan Tumpek Kandang kali ini, beberapa satwa yang ikut dalam prosesi acara adalah orangutan, ular, iguana, dan aneka jenis burung. Mereka sengaja diberi percikan air suci serta didoakan agar tetap lestari hingga waktu-waktu mendatang. 

Satwa-satwa ini didampingi oleh 5 keeper (perawat satwa). Mereka tetap menerapkan jaga jarak antara sesama. Kendati begitu, prosesi berjalan dengan cukup lancar dan khusuk. 

Melalui prosesi Tumpek Kandang pula, Bali Safari Park menyisipkan harapan dan doa agar pandemi Covid-19 ini dapat segera berakhir secepatnya. 

Dengan begitu, kondisi pariwisata di Bali dan Indonesia pada umumnya dapat bangkit dan normal kembali di tahun 2021 mendatang. 

“Tumpek Kandang sebenarnya selaras dengan kampanye yang sudah kami luncurkan sejak awal pandemi Covid-19, yakni #kitacintasatwa. Jadi kami mengajak masyarakat untuk memberikan dukungan kepada Taman Safari Indonesia (TSI) Group dalam merawat satwa-satwa. Dukungan ini bisa berupa apapun, donasi uang, pakan satwa, atau lainnya yang membantu kesejahteraan satwa,” jelas Daniel Thian, Head of Digital Marketing Taman Safari Indonesia Group. 

Yang pasti, Tumpek Kandang menjadi pengingat bagi manusia bahwa tanpa keberadaan satwa di bumi, siklus hidup akan terganggu dan berjalan tidak sempurna. Bahkan, mungkin kehidupan manusia tak akan makmur bila tak ada aneka jenis satwa di alam.  

"Jadi, mari kita tetap menjaga hubungan yang harmonis dengan lingkungan dan #kitacintasatwa," imbuhnya. 

Untuk diketahui, Tumpek Kandang adalah tradisi masyarakat Hindu Bali berupa selamatan bagi semua hewan, terutama hewan ternak dan peliharaan. Tumpek Kandang biasa digelar setiap 6 bulan sekali atau 210 hari sekali. 

Tepatnya, jatuh pada hari Sabtu (Saniscara) Kliwon Wuku Uye. Tradisi ini merupakan perwujudan terima kasih kepada Sang Hyang Rare-Angon, Dewa Satwa. 

Tumpek Kandang berasal dari dua kata, yakni ‘Tumpek’ yang artinya Sabtu dan ‘Kandang’ yang berarti satwa peliharaan seperti sapi, babi, ayam, bebek, anjjng, burung dan jenis satwa lainnya. 

Masyarakat Bali memang menganggap satwa sebagai teman seumur hidup yang diciptakan Tuhan. Terlebih lagi, kehidupan manusia banyak dibantu oleh satwa terutama dalam kegiatan memenuhi kebutuhan makanan, tenaga kerja, upacara keagamaan, dan ekonomi. Oleh karena itu, mayoritas masyarakat Bali benar-benar menghargai berbagai jenis satwa.

Reporter: bbn/gnr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami