search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Sakit Menahun, Nenek Nekat Akhiri Hidup di Kandang Kambing
Senin, 15 Februari 2021, 13:40 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/Sakit Menahun, Nenek Nekat Akhiri Hidup di Kandang Kambing

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Kasus bunuh diri dengan cara gantung diri kembali terjadi di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Kali ini, Torejo atau sering dipanggil Mbah Mijem nenek berumur 80 tahun asal Padukuhan Melikan RT 11/ RW 03 nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.

Kapolsek Tanjungsari, AKP Wijayadi menuturkan, aksi gantung diri tersebut pertama kali diketahui oleh Giyem (53) yang merupakan anak korban, Pada hari Minggu (14/2/2021) tadi pagi sekira pukul 05.30 WIB, Giyem bermaksud mencari korban.

"Bu Giyem mencari ibunya  di sekitar rumah untuk di minta segera mandi, tutur Wijayadi, Minggu (14/2/2021).

Namun setelah keluar rumah tepatnya di kandang kambing depan rumah korban, Giyem sudah mendapati ibunya dalam keadaan gantung diri menggunakan selendang batik yang diikatkan di usuk kandang kambing. Sontak melihat pemandangan yang memilukan tersebut, Giyem lantas berteriak histeris meminta pertolongan.

Seketika itu juga tetangga korban langsung berdatangan menuju ke lokasi kejadian. sebagian warga berusaha memberikan pertolongan dengan berusaha mengevakuasi tubuh Mbah Mijem dengan melepaskan tali yang melilit di lehernya dengan harapan nyawanya masih bisa diselamatkan.

"Ada warga yang melaporkan peristiwa tersebut ke perangkat kelurahan. dan diteruskan ke kami,"tambah Wijayadi.

Usai mendapat laporan terkait aksi bunuh diri tersebut, pihaknya langsung berkoordinasi dengan petugas Puskesmas Tanjungsari untuk menuju ke lokasi kejadian. sesampai di lokasi kejadian, pihaknya bersama petugas Puskesmas Tanjungsari melakukan pemeriksaan terhadap jasad korban.

Dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan oleh Petugas Puskesmas Tanjungsari menyebutkan tidak ada tanda tanda bekas penganiayaan. tanda tanda di tubuh korban menunjukkan jika Mbah Mijem meninggal murni karena gantung diri. oleh karenanya, jenazah langsung diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan.

"ciri cirinya murni bunuh diri. jenazah kami serahkan ke pihak keluarga dan hari ini rencananya langsungu akan dimakamkan di Pemakaman umum setempat," paparnya. 

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun di lapangan, Mbah Mijem nekat gantung diri karena merasa tertekan hidupnya mengingat sudah dua minggu ini penyakit yang ia derita selama ini kambuh kembali. Bahkan selama dua minggu terakhir belum ada tanda-tanda akan sembuh.

Psikiater atau Dokter Jiwa dari RSUD Wonosari, dr Ida Rochmawati mengatakan bunuh diri merupakan perkara rumit, merupakan irisan dari faktor risiko genetik, psikologis, sosial dan budaya serta faktor risiko lainnya. Terkadang berkaitan dengan pengalaman traumatik dan kehilangan yang pernah terjadi. 

"Kasus-kasus bunuh diri menunjukan peristiwa dengan berbagai macam motif, berawal dari sebab-akibat yang unik (tidak bisa digeneralisir), bersifat kompleks, dan beragam situasi,"terangnya.

Heterogenitas ini menjadi tantangan bagi semua pihak untuk berperan dalam pencegahan bunuh diri. Tantangan ini dapat diatasi dengan mengadopsi pendekatan menyatukan pemahaman dan langkah di berbagai jenjang guna pencegahan bunuh diri.

Menurutnya, banyak faktor yang menyebabkan bunuh diri. Berdasarkan data yang telah dikaji oleh Imaji, bunuh diri yang terjadi di Gunungkidul paling besar adalah Depresi. Dalam catatan mereka, depresi menduduki rangking pertama karena mencapai 43 % sebagai penyebab bunuh diri. 

Sementara faktor lain di antaranya seperti Sakit Fisik Menahun 26 %, tidak ada keterangan 16%, gangguan jiwa berat 6%, masalah ekonomi 5 % dan masalah keluarga 4%. Pandemi Covid-19 ini memang mengakibatkan jumlah warga yang mengalami depresi semakin meningkat.

"Pandemi ini memang angka orang yang depresi semakin meningkat,"ungkapnya.(sumber: suara.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami