search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Koster: Malu Kalau di Bali Ada 2 ASITA
Selasa, 2 Maret 2021, 09:10 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Dua asosiasi perusahaan perjalanan wisata Indonesia atau ASITA di Bali harus bersatu. Jika ASITA bersatu maka pelaku usaha akan merasa nyaman. 

Hal itu disampaikan Gubernur Bali, Wayan Koster saat menerima para Ketua Umum DPD ASITA baik yang menamakan diri DPD ASITA Bali, Komang Banuartha maupun DPD ASITA 71, Putu Winastra di Rumah Jabatan, Jaya Sabha Senin, (1 /3).

“Malu kita kalau di Bali ada dua ASITA, jika ekosistem pariwisata Bali kurang bagus maka akan memiliki dampak buruk terhadap citra pariwisata Bali, begitu sebaliknya jika ekosistem pariwisata bagus, maka wisatawan pasti akan datang ke Bali, maka dari itu ASIT maka dari itu ASITA bersatu mutlak harus dilakukan,” tegas orang nomor satu di Bali tersebut. 

Gubernur Bali yang saat itu didampingi, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa, anggota Kelompok Ahli Pembangunan bidang Pariwisata antara lain, I G.A.N. Rai Surya Wijaya, Gst. Kade Sutawa dan I Ketut Jaman menyampaikan bahwa saat ini Pemerintah Provinsi Bali sedang melakukan pembenahan kepariwisataan Bali dengan mengeluarkan beberapa Perda seperti Perda nomor 1 tahun 2020 tentang Kontribusi Wisatawan untuk Perlindungan Lingkungan Alamdan Budaya Bali, Perda nomor 5 Tahun 2020 tentang Standar Penyelenggaraan Kepariwisataan Budaya Bali, dan Pergub nomor 28 tahun 2020 tentang Tata Kelola Pariwisata Bali. 

Saat ini juga sedang disiapkan tatanan pelaksanaan Perda dan Pergub Kepariwisataan Bali tersebut. Pemprov Bali juga sedang membangun Sumber Daya Manusia Pariwisata yang berkualitas termasuk SDM yang dimiliki ASITA Bali. Dalam usaha menata kepariwisataan Bali yang beberapa tahun terakhir tampak lepas control, maka seluruh pelaku pariwisata yang ada di Bali harus solid. 

Jika ada organisasi/ asosiasi pariwisata di Bali yang terpecah, maka usaha untuk membangun Kepariwisataan Budaya Bali yang berkualitas dan berkelanjutan akan jauh dari harapan dan hal tersebut juga mencoreng citra kepariwisataan Bali baik di Indonesia maupun di mata internasional, jelas Koster.

“Semua pelaku usaha perjalanan wisata  yang ada di bawah ASITA harus saling berteman. Kalau ASITA Bali tidak bersatu malu lah kita dengan Pemerintah Pusat. Silakan buat Musdalub tapi sebelum Musdalub silakan berembug dulu mulai dari pengurus terbatas untuk menemukan titik temu kemudian baru disampaikan ke anggota, supaya Musdalub yang dilaksanakan bisa berjalan lancar,” tambah Gubernur asal Sembiran tersebut.

Sementara itu, ketua ASITA 71, Putu Winastra menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Bali dalam hal ini Gubernur Bali yang sudah memliliki perhatian sangat besar terhadap kondisi ASITA Bali saat ini. Secara prinsip ia sangat setuju untuk mempersatukan DPD ASITA Bali dan siap akan melaksanakan  apa yang telah diintruksikan Gubernur. 

Pada kesempatan tersebut Winastra mohon agar Pemerintah Provinsi Bali dapat memfasilitasi pelaksanaan Musdalub yang akan dilaksanakan. Senada dengan Winastra, ketua ASITA Bali, Komang Banuartha juga menyatakan kesiapannya untuk menjalankan semua arahan Gubernur.

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami