Menilik Sejarah Banjar Palungan Batu (1): Adanya Situs Purbakala di Pura Ulun Suwi Subak Abian Gelar Sari
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, JEMBRANA.
Pura Ulun Suwi Subak Abian Gelar Sari berada di perbukitan yang subur di Banjar Palungan Batu, Desa Batuagung, Jembrana.
Keberadaannya erat kaitannya dengan kemunculan Situs Purbakala berupa Palungan Batu yang ditemukan salah seorang warga yang hendak membuka lahan hutan di masa itu, jauh sebelum desa tersebut dihuni warga.
Menurut penuturan warga, I Wayan Madia (55) yang letak rumahnya bersebelahan dengan situs sakral ini mengatakan area yang kini dihuninya dahulunya merupakan sebuah hutan belantara.
Kini ia selaku Penyanding atau turut menjaga keberlangsungan area sakral ini mengatakan leluhurnya ikut terlibat secara langsung dalam perluasan area wilayah desa ini, yang diyakininya warga yang pertama kali membuka lahan.
"Leluhur saya termasuk ikut merabas hutan pertama di Palungan Batu, Pengiring beliau berasal dari Gria bernama Ida Bagus Kompyang Jana. Kebetulan ipar dari kumpi saya," ungkap Madia, Selasa (27/4/2021).
Madia menuturkan lebih jauh, setelah lahan dibuka ditemukanlah Palungan Batu yang diyakini situs purbakala, diperkirakan ada sebelum adanya penduduk yang menetap.
Kemudian dibuatkanlah Pelinggih Pengaci agar kegiatan bercocok tanam di ladang tersebut mampu menghasilkan dengan baik dan memberi kesejahteraan terhadap warga sekitar.
Setelah diketemukannya Palungan Batu, masih dari penuturan Madia lantas dibuatkan tempat pemujaan berupa 'turus selumbung'. Lantas keberlangsungan dari adanya Palungan Batu diketahui juga erat kaitannya dengan kehadiran Subak basah yang ada di Desa Tukadaya dan Sangkaragung.
"Nama subaknya Subak Tamblang dari Pangkungkondang, lama subak itu tidak menghasilkan kemudian datang kesini ikut Ngaci," imbuhnya.
Setelah mendapatkan keberhasilan bercocok tanam, munculah suatu kesanggupan perjanjian tatkala subak tersebut mampu menghasilkan dengan baik kemudian sanggup ikut bersembahyang di Palungan Batu.
"Semenjak itu, ketika ada turun sawah dilakukan piuning kesini. Kemudian dibuatkan Pelinggih di areal Palungan Batu yang sampai saat ini jadi Pelinggih Siwagina, Subak Tamblang Pangkunggondang dan Subak Abian Gelar Sari yang dipakai Ulunsui," terang Madia yang juga seorang penggarap ladang.
Ia melanjutkan, sebelum tahun 1978 penduduk yang mengempon Subak Abian Gelar Sari yaitu Subak Sawah Tamblang dan Pangkung Gondang.
"Dari 1978 berdiri Subak Abian Gelar Sari di Palungan Batu kemudian menjadi ikut sebagai Pengempon, malahan sekarang yang menjadi tanggung jawabnya penuh berada di Subak Gelar Sari, Banjar Palungan Batu baik masalah bangunan maupun tanggung jawab Piodalan," imbuh Madia.
Jajaran Pelinggih yang ada di dalam Pura Ulun Suwi ini ada Lumbung (Bhatara Sri), Taksu, Padmasana, Gedong Sri Sedana dan Ulundanu, Gedong Penglurah, Ratu Gede Nyoman Pengadangan, Bale Pengaruman, Gedong Simpen, Piasan, Bale Banten, dan Bale Kulkul. Piodalan Subak Abian Gelar Sari jatuh pada Purnama Kadasa.
Sementara, terkait keberadaan Patung Macan, I Wayan Madia yang tinggal dekat dan bersebelahan dengan keberadaan Situs Palungan Batu yang ada di areal Pura Ulun Suwi Subak Abian Gelar Sari mengaku pernah memiliki pengalaman yang dianggapnya sebagai ungkapan Subakti terhadap Tuhan yang berstana disana.
"Cuman dulu saat sembahyang pada waktu Tilem Kedasa hal gaib pernah saya alami, dalam keadaan melek ada sebuah kucing di atas kori setelah dia bangun saya lihat lebih besar, ketika itu usai sembahyang jam 00.30 diam di tengah pura," ungkap Madia.
Setelah itu, masih penuturan Madia ada lagi seseorang mendapat wangsit, ada berupa penunggu yang datangi lewat mimpi. "Sehingga dibuatkan patung berupa macan di depan pintu masuk," pungkas Madia.
Reporter: bbn/tim