search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Murid TK Dipaksa Makan Sampah Oleh Guru, Karena Tak Mau Belajar
Rabu, 2 Juni 2021, 18:25 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Murid TK Dipaksa Makan Sampah Oleh Guru, Karena Tak Mau Belajar

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Seorang guru TK di China dilaporkan oleh orangtua siswa karena diduga menghukum putrinya dengan cara yang kejam. Menyadur News Beezer Rabu (02/05), peristiwa ini terjadi di Yunnan.

Wanita bermarga Li, orangtua siswa yang dirahasiakan identitasnya ini menuduh guru TK bernama Dung menyiksa putrinya yang berusia 3 tahun.

Li mengatakan pada 26 Mei, anaknya dipaksa makan sampah di kamar mandi karena tak mau belajar dengan keras dan menolak makan siang.

Ia juga menuduh guru di TK Binbin, Kunming Provinsi Yunnan ini memukul tangan dan pantat putrinya, juga melarang dia keluar dari kamar mandi.

Tak sendiri, menurut laporan anak TK lainnya, balita itu juga didorong oleh beberapa guru lainnya pada 22 Mei. Semua informasi ini didapat Li ketika ia mengantar putrinya ke sekolah pada pagi hari.

Ketika mereka tiba di rumah, Li meminta putrinya untuk menceritakan peristiwa yang sesungguhnya terjadi karena ia juga mendengar anaknya dipaksa makan sampah dua kali di sekolah.

“Berlawanan dengan perilaku sehari-hari putrinya, saya pikir dia tidak punya alasan untuk berbohong. Anak-anak lain menyebut guru Dung, jadi aku tidak punya alasan untuk mengatakan hal yang salah tentang guru itu.”

Polisi setempat dan pejabat Kementerian Pendidikan Kunming sedang menyelidiki keluhan ini.

Banyak pihak yang menyatakan tidak puas dengan perilaku guru tersebut, namun ada juga yang meragukan apa yang dikatakan anak-anak dan memilih untuk menunggu hasil investigasi.

"Saya berharap bisa segera mempublikasikan video dari kamera pengintai. Jika perkataan ibu itu benar, gurunya harus dipecat atau bahkan dijebloskan ke penjara," ungkap warganet.

"Tapi jika tuduhan itu salah, anak dan keluarga harus minta maaf atas publikasi karena pesan tersebut memiliki dampak besar pada orang lain."(sumber: suara.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami