search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bertelanjang Dada, Seniman Bali Ini Minta Kopi dan Mengkritik Presiden Sukarno
Minggu, 6 Juni 2021, 13:10 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/Sumber Foto: www.an1mage.org

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Presiden pertama Indonesia, Sukarno, adalah seorang penggemar dan kolektor barang-barang seni. Sukarno juga adalah seorang pelukis dan pelindung para seniman Bali.

Pada akhir tahun 1950-an, Sukarno mengundang sekelompok seniman Bali terkemuka ke istananya di Tampaksiring Gianyar. Seniman yang diundang diantaranya I Gusti Nyoman Lempad, I Gusti Ketut Kobot, Anak Agung Gede Sobrat, dan Ida Bagus Made.

Semua duduk dengan khidmat di lapangan. Hanya Ida Bagus Made yang tetap mendongakkan kepala, bertelanjang dada, dengan sebilah keris terselip di sarung tradisionalnya. Bahkan dengan yakin dia minta secangkir kopi kepada Presiden.

Presiden Sukarno memberikannya secangkir kopi dan kursi, dan mengizinkannya duduk di sampingnya. Interaksi antara Presiden Sukarno dan seniman Bali ini tertulis dalam buku " A Magic Gecko" yang ditulis Horst Henry Geerken.

Para seniman tersebut kemudian memperlihatkan karya terbaru mereka. Demikian juga Presiden menunjukkan lukisannya sendiri untuk meminta pendapat para seniman. Lukisan Sukarno adalah seorang  gadis China telanjang di tempat terbuka.

Semua orang memuji keahliannya sebagai pelukis, kecuali Ida Bagus Made yang tidak puas dengan lukisan Sukarno. Dia menjelaskan kepada Sukarno, bahwa menurut agama Hindu, seseorang hanya boleh tampil telanjang di tempat tertutup.

Sukarno menerima kritik tersebut dan mengundangnya kembali ke istana keesokan harinya. Inilah awal dari persahabatan yang awet. Ida Bagus Made menjadi pelukis favorit Presiden Sukarno dan memberinya banyak lukisan untuk koleksinya. 

Ida Bagus Made adalah pelukis yang istimewa dan buta huruf. Dia tidak mau terlalu berurusan dengan uang dan hanya menjual lukisannya di lingkungan kecil yang terpilih.

Dia tidak berurusan dengan pemilik galeri dan direktur museum. Itu sebabnya galeri milik pemerintah memiliki koleksi terbanyak karya Ida Bagus Made. Tahun 1999 Ida Bagus Made meninggal dunia di rumahnya di Ubud pada usia 85 tahun.

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami