search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Sempat Minta Telpon, Ibu Gede Budiarsana: Tumben Saya Rindu
Sabtu, 24 Juli 2021, 17:00 WITA Follow
image

beritabali/ist/Ibu Gede Budiarsana menceritakan kenangan bersama anaknya.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Kepergian Gede Budiarsana (34) menyisakan duka yang mendalam pada keluarga. Terlebih bagi ibundanya Nyoman Srimini (66). 

Tak disangka, anak bungsu yang menjadi tulang punggung keluarga itu pergi untuk selamanya dengan cara mengenaskan, dibacok senjata tajam di kawasan Monang-maning Denpasar Jumat (23/07).

Sejak berita kepergian Gede Budiarsana merebak, Nyoman Srimini yang berada di rumah duka di Banjar Dinas Kubuanyar, Desa/Kecamatan Kubutambahan selalu lari keluar rumah jika mendengar sirine mobil ambulance. Ia pikir ambulance tersebut membawa jenazah anaknya, pihak keluarga pun sudah berusaha menenangkan.

Sebelum kepergian anaknya, Nyoman Srimini mengaku sejak enam hari lalu merasa kerinduan yang berlebih. Bahkan dari kerinduan tersebut berulang kali melakukan panggilan video dengan Gede Budiarsana yanv bekerja sebagai security di Denpasar. 

"Gede ini sibuk bekerja, makanya tiang malam-malam telepon. Biar sekedar bisa ngobrol dengan Gede. Memang aneh karena terus merasa rindu sejak beberapa hari," ungkapnya.

Gede Budiarsana ketika melakukan panggilan video juga sempat beberapa kali melambaikan tangan. Ia juga memberitahu bahwa akan pulang ke Kubutambahan dua hari lagi untuk melayat. 

"Ada keluarga yang meninggal dan ada juga yang tiga bulanan," terangnya.

Beberapa hari kemudian, Gede Budiarsana pulang bersama kakaknya Ketut Widiada alias Jro Dolah pulang ke Kubutambahan pada Rabu (21/07) lalu. Sebelum berangkat melayat ke Tajun, Gede Budiarsana sempat dipeluk beberapa kali oleh sang anak. 

"Tumben seperti itu. Saya sangat sayang dengan Gede. Kalau boleh biar saya yang duluan mati, karena kasihan anak-anaknya masih kecil-kecil," imbuhnya.

Kerabat korban Gede Budiarsana, Kadek Benny Wandana (31) mengatakan setelah melayat, korban kembali ke Denpasar bersama kakaknya untuk bekerja. Namun takdir berkata lain, Gede Budiarsana tewas bersimbah darah di tengah jalan setelah terlibat cekcok masalah kendaraan dengan anggota ormas. 

"Mewakili keluarga almarhum merasa kehilangan yang sangat mendalam. Apalagi almarhum merupakan tulang punggung keluarga menggantikan ayahnya yang meninggal setahun lalu,"ungkapnya.

Benny Wandana menambahkan pihak keluarga meminta agar pelaku dapat di proses hukum dengan seadil-adilnya. "Apapun yang menjadi permasalahan sudah kami serahkan ke aparat penegak hukum dan menyerahkan sepenuhnya kasus ini ke pihak kepolisian," terangnya.

Selaku BPD desa Kubutambahan, pihaknya bersama kadus Kubuanyar dan pemerintah desa Kubutambahan akan memastikan ketiga anak korban mendapatkan bantuan sehingga mendapat jaminan pendidikan yang layak.

Reporter: bbn/sin



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami