search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Dijaga Ular, Ini Kisah Mistis Jembatan Paras di Banjar Badung
Rabu, 22 September 2021, 12:35 WITA Follow
image

beritabali/ist/Dijaga Ular, Ini Kisah Mistis Jembatan Paras di Banjar Badung.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Jika ditelisik di beberapa tempat di Bali masih diyakini memiliki nilai mistis dibarengi cerita kemunculan penunggunya. Salah satunya ada di sebuah jembatan telah berumur yang menghubungkan Desa Sibang Gede dengan Desa Darmasaba, Badung. 

Konon dan hingga saat ini oleh warga di  Banjar Badung, Desa Sibang Gede misalnya sama sekali tidak mengetahui pasti mulai kapan dibangun dan oleh siapa jembatan yang didominasi berbahan dasar dari batu paras tersebut dibangun.

Adapun keunikan dari jembatan tersebut adalah, batu paras sebagai bahan utama jembatan sama sekali tidak menggunakan semen ataupun tanah dalam melekatkanya. Meskipun demikian, bangunan jembatan tersebut tetap kokoh dan masih berdiri tegak sampai saat ini serta masih menjadi jembatan untuk warga beraktivitas sehari-hari.

Selain itu, sisi uniknya menurut Jero Mangku di tugu atau pelinggih jembatan Batuparas tersebut Ni Nyoman Sadya didampingi sang anak Budiana, Selasa (21/9) tersebut menyampaikan, beberapa kali sempat direnovasi atau ditempel dengan semen akhirnya rontok juga. Sehingga kembali seperti semula hanya memunculkan batu parasnya seperti sedia kala.

"Beberapa kali itu (Jembatan paras) diperbaiki akhirnya ya, kembali seperti itu," jelasnya.

Jika diamati secara seksama batu-batu paras tersebut dalam penyusunanya sama sekali tidak menggunakan perekat. Apakah berupa semen atau tanah dalam menyatukan satu bidang paras dengan paras lainnya.

"Jika dilihat penyusunan paras-paras jembatan tersebut sama sekali tidak terlihat menggunakan semen atau tanah. Akan tetapi tetap dapat bertahan lama. Nah, dari sana akhirnya masyarakat menyakini bertahannya jembatan paras tersebut dikarenakan ada kekuatan gaib selain setuhan tanggan manusia dulunya," ujarnya. 

Menurut Jero Mangku, masyarakat di sekitar sama sekali tidak mengetahui pasti kapan dibangun jembatan dan berapa sudah berumur hingga saat ini.

"Dari Ibu saya sampai saat ini tidak menggetahui pasti kapan dibangun dan oleh siapa dibangun belum diketahui pasti," katanya.

Selain keunikan tersebut ada juga cerita magis di balik berdirinya jembatan paras tersebut. Menurut beberapa warga yang melintas, sempat melihat kemunculan ular, yang disebut ular "Lu" yang membentang serta melingkari salah satu sudut jembatan sehingga warga mengurungkan keinginan melintas ke seberang.

"Sempat memang ada beberapa warga melihat ular melintang di jembatan tersebut dengan tanpa pernah mengetahui mana ekor dan mana kepala dari penampakan ular tersebut," paparnya.

Uniknya penampakan ular yang biasanya kemunculanya menjelang rahinan tersebut lebih sering menunjukkan dirinya kepada orang atau masyarakat yang sedikit mengalami keterbatasan mental saja.

"Ular tersebut sebagian besar hanya menunjukkan wujudnya secara utuh kepada orang-orang yang mengalami keterbelakaan mental paling sering," ucapnya.

Kemudian tepat di sebelah utara jembatan dari arah selatan ada pelinggih yang diyakini sebagai stana Bhatara Sakti, Ngurah Mambal Sakti, dan Ratu Niang Sakti.

Ia menambahkan, selain pelinggih ada juga keberadaan gua tepat di sebelah jembatan dengan tinggi gua kurang lebih 80 Cm dengan Lebar 1,5 meter.

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami