search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Warga Banjar Peh Keluhkan Genangan Air di Sanitary Landfill
Rabu, 6 Oktober 2021, 18:45 WITA Follow
image

beritabali/ist/Warga Banjar Peh Keluhkan Genangan Air di Sanitary Landfill.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Sejumlah warga di Banjar Peh Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana mengeluhkan adanya genangan air di lokasi Sanitary Landfill (Penimbunan kompos dengan tanah). 

Genangan air imbas dari timbunan kompos tersebut berwarna pekat dan dikhawatirkan warga penyanding akan mencemari air sumur mereka. Keluhan tersebut sampai hingga ke telinga Komisi III DPRD Jembrana. 

Kemudian Dewa Putu Mertayasa sebagai Ketua Komisi melakukan sidak ke lokasi sanitary Landfill tersebut didampingi anggotanya, Rabu (06/10/2021). Dalam sidak tersebut Dewa Putu Mertayasa mengecek dan bertemu dengan sejumlah warga penyanding. 

Dari pantauan di lokasi tersebut Mertyasa yang akrab dipanggil Dewa Abri memantau dan mengecek kondisi air. 

“Dari awal program sanitary landfill yang dibuat oleh pemerintah tentunya sudah melalui sosialisi dengan harapan masyarakat penyanding tidak terdampak. 

Namun kenyataan program ini baru berjalan kurang lebih 3 bulan ternyata warga penyanding mengeluhkan dampak lingkungan yang disebabkan oleh sanitary landfill dengan sistem geomembran ini,” jelasnya.

Dewa Abri menambahkan, program yang mengatasi penumpukan sampah yang ada di TPA peh dengan cara metoda Sanitary Landfill tersebut air yang berada di lokasi tersebut sebelumnya mengalir ke sungai setempat. Akibatnya warga yang tinggal di sekitaran sungai Peh mengeluh dan melayangkan protes agar air di lokasi sanitay landfill itu ditutup.

“Dengan pembuktian ada air sanitary landfill yang mengalir ke sungai sehingga ditutup. Sehingga air di lokasi ini menjadi tidak mengalir sehingga menggenang dan tentunya akan berdampak tidak baik bagi lingkungan sekitar,” imbuhnya.

Salah satu warga penyanding I Komang Widiarta mengatakan, pasca ditutupnya aliran air ini ke sungai dirinya menjadi khawatir, karena air akan tergenang sehingga muncul dan menjadi sarang nyamuk

“Jika ini tidak ditangani pak, saya yakin air sumur saya akan tercemar. Apalagi sekarang musim hujan jadi air akan lebih banyak tergenang terbukti juga banyak sekali nyamuk,” jelas Widiarta.

Warga penyanding berharap pemerintah mengatasi masalah ini agar nantinya akan berdampak parah bagi lingkungan.

Terkait dengan permasalahan tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jembrana I Wayan Sudiarta mengatakan, adanya keluhan dari warga penyanding pihaknya langsung melakukan pengecekan ke lokasi. 

Air yang dikeluhkan warga tersebut merupakan air pelimpahan atau air permukaan yang mengalir dan tertampung di lokasi dialirkan ke sungai yang dikeluhkan warga sudah kita tangani dengan cara menutupi pipa yang mengarah ke sungai. 

“Kita sudah mengambil sampel air yang tergenang tersebut untuk diuji di laboratorium di Banyuwangi untuk selanjutnya dari hasil lab itu baru kita bisa melakukan langkah langkah selanjutnya,” terang Sudiarta.

Kadis LH Sudiarta menambahkan, untuk menjawab kekhawatiran warga adanya nyamuk di genangan air tersebut akan ditabur benih ikan nila yang sebelumnya sudah disiapkan. Selain itu menurut Sudiarta jika diperhatikan biota seperti beludur, ikan kecil yang berada di dalam air genangan sanitary landfill masih hidup normal. Sehingga apa yang ditakutkan warga dianggap belum mengkhawatirkan.

Reporter: bbn/jbr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami