Arti Keseimbangan Hidup Dalam Lawar Bali
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Lawar sudah seperti makanan wajib yang ada di tiap acara-acara keagamaan umat Hindu di Bali. Kehadiran lawar tidak bisa dihilangkan meski hanya pelangkap.
Makna filosofi yang mendalam ada pada sajian ini. Makna lawar secara keseluruhan menggambarkan sebuah keharmonisan dan keseimbangan.
Bahan-bahan pembuatnya mewakili keharmonisan dan keseimbangan itu. Ada parutan kelapa (putih, simbol Dewa Iswara di timur); darah (merah, simbol Dewa Brahma di selatan); bumbu-bumbu (kuning, simbol Dewa Mahadewa di barat); dan terasi (hitam, simbol Dewa Wisnu di utara). Keempat arah mata angin tersebut melambangkan keseimbangan.
Perpaduan dari bahan yang ada dicampur asinnya garam, pahitnya buah limo, pedasnya bumbu Bali, amisnya darah, asamnya buah asam, dan bau busuk dari terasi diracik menjadi satu akan rasa lawar yang nikmat.
Makna filosofi dari sajian lawar baik untuk dipelajari sebagai pedoman hidup sehari-hari. Mengajarkan keseimbangan dan keharmonisan dalam menjalani hidup.
Reporter: bbn/tim