search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ini Faktor Penyebab Kasus Kriminal Anak Meningkat Tiap Tahun
Rabu, 23 Maret 2022, 16:15 WITA Follow
image

beritabali/ist/Ini Faktor Penyebab Kasus Kriminal Anak Meningkat Tiap Tahun.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Derasnya perkembangan IT membuat akses informasi melalui jaringan internet khususnya berbau kekerasan atau hal-hal lainnya terutama mengarah ke informasi negatif semakin mudah diakses.

Guru besar Hukum Pidana dan Kriminologi Fakultas Hukum Universitas Udayana, IK. Rai Setiabudhi menyampaikan, dari pengamatan kecenderungan tindak kriminal mengalami peningkatan dilakukan oleh anak-anak setiap tahunnya dikarenakan faktor tersebut.

"Perkembangan kasus anak sebagai pelaku kejahatan mengalami peningkatan disebabkan oleh salah satu faktor perkembangan IT maupun pergaulan menyebabkan anak-anak selalu atau cepat mendapat informasi. Oleh karena itu, sangat perlu diadakan penelitian tentang penyebab mengapa anak-anak dapat melakukan tindak kejahatan tersebut," jelasnya, Senin (21/3) di Badung.

Jika diamati sebelumnya kecenderungan anak melakukan tindak kriminal disebabkan oleh faktor lingkungan keluarga. Namun, saat ini berbeda yakni disebabkan oleh faktor perkembangan IT tersebut dikarenakan dengan mudah mengakses informasi baik maupun buruk.

"Jika diamati sebelumnya, kejahatan anak disebabkan oleh faktor lingkungan misal, keluarga tidak harmonis namun, semenjak adanya perkembangan IT anak-anak cenderung melihat dan mempraktikkan dari gadget. Selanjutnya, bertemu dengan teman-temannya yang memiliki niat sama maka akan terjadilah kejahatan pada anak tersebut," paparnya.

Penanggulangan hal tersebut sangat sulit karena, IT untuk saat ini sudah global. Namun jika dilihat dalam teori ada tiga penanganannya Preventif peranan untuk penyiaran itu penting dilakukan seleksi penayangan pada situs-situs khususnya akan membuat anak melakukan tindak kejahatan tersebut.

Secara persuasif juga bisa dilakukan langsung pada lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Selanjutnya Represif adalah pelaku kejahatan anak tetap diadili tetapi dengan sistem peradilan anak.

Upaya Kepolisian dalam menekan tingkat kriminal tersebut, menurutnya belum maksimal dilakukan. Mengingat upaya penanggulangan kejahatan pada anak memang tidak hanya merupakan tugas pihak berwajib saja, tetapi juga peran keluarga dan masyarakat penting juga.

"Aparat Kepolisian lebih mengupayakan pada tindak Represif saja mengingat tugas Polisi sangat luas juga," pungkasnya.

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami