Ribuan Warga Serbu Festival Ganja Thailand
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Bau asap menyengat dan canda tawa terdengar saat ribuan warga menghadiri festival ganja di Thailand pada akhir pekan lalu, setelah pemerintah melegalkan penggunaan mariyuana untuk medis dan kosmetik. Ribuan orang itu menikmati festival yang digelar kelompok advokasi ganja, Highland Network, di White Sands Beach. Provinsi Nakhon Pathom, Bangkok timur.
"Begitu kami berhasil masuk, kami bersemangat," kata salah satu pengunjung festival, Steve Canon (62), menceritakan pengalamannya kepada AFP pada Senin (13/6).
"Sejak saat itu, orang-orang mengajak saya dan, saya tak yakin berapa jumlah pastinya, tapi saya mengisap sepanjang sore," tuturnya.
Selain Steve, ada pula Joey. Ia terkekeh dan mengobrol dengan teman-temannya, sembari sesekali bergoyang.
"Senang banget. Stres saya lepas. Mengisap membuat saya tersenyum," ujar dia.
Undang-undang terbaru Thailand memang tak jelas mengatur mengenai penggunaan ganja untuk rekreasi atau kesenangan.
Aparat sebenarnya dapat menangkap warga yang mengisap ganja di luar rumah. Namun, penangkapan itu berlandaskan aturan mengenai "gangguan publik", bukan terkait penyalahgunaan narkoba.
Dalam festival ini, polisi sebenarnya hadir. Namun, kebanyakan dari mereka hanya memantau dengan penasaran, bukan menindak orang yang melanggar aturan.
Salah satu penyelenggara festival, Arun Max Avery, pun mengaku tak khawatir soal penerapan undang-undang tersebut. Penduduk Thailand, lanjutnya, telah memasak, membuat, dan mengobati penyakit dengan ganja jauh sebelum muncul larangan.
"Jadi melihat tanaman kembali ke tangan kami sungguh menakjubkan. Orang-orang bebas melakukan apa pun yang mereka inginkan dengannya," kata dia.
Selain di acara tersebut, warga juga memadati pameran Ganja dan Rami 360 derajat untuk Rakyat di Sirkuit Internasional Chang, Provinsi Buri Ram, pada Jumat hingga Minggu pekan lalu.
Bangkok Post melaporkan, dalam acara itu Kementerian Pertanian Thailand membagikan ganja gratis, sementara sektor swasta dan perusahaan masyarakat menjual tanamannya.
Menurut kantor kesehatan Provinsi Buri Ram, pameran itu menarik 66.888 pengunjung dan 218.790 penonton online. Selama acara, penjualan bibit ganja dan produk terkait mencapai hampir 10 juta baht atau sekitar Rp4,2 miliar.
Pemerintah Buri Ram menyatakan, tak ada laporan soal efek samping yang tak diinginkan di antara konsumen ganja. Menurut mereka, acara itu juga mendidik masyarakat setempat tentang penggunaan ganja yang aman.(sumber: cnnindonesia.com)
Reporter: bbn/net