search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Sembunyikan Lokasi Pejuang, Nang Remi Disiksa Tentara NICA
Rabu, 17 Agustus 2022, 12:28 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/Sembunyikan Lokasi Pejuang, Nang Remi Disiksa Tentara NICA

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Para veteran pejuang kemerdekaan Indonesia mempunyai berbagai kisah menarik saat bertempur melawan penjajah. Kisah seputar perjuangan kemerdekaan salah satunya diceritakan Nang Remi (Pak Remi) asal Banjar Annyar, Perean Kangin, Kecamatan Baturiti, Tabanan.

Sejarah pejuang kemerdekaan di Bali ini diceritakannya kepada jurnalis beritabali.com pada 17 Agustus 2016 silam.

Saat itu, Nang Remi bersama sekitar 150 veteran pejuang kemerdekaan hadir di Gedung Mario Tabanan untuk merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia. 

Waktu zaman penjajahan Belanda di Bali sekitar tahun 1945-an, Nang Remi bertugas sebagai Kawal atau pengawal. Menurutnya, Kawal ini bertugas untuk melindungi para pejuang.

"Kalau Belanda datang mendekat, kita para Kawal melaporkan informasi itu kepada pejuang atau penyingkir," ujar Nang Remi yang pada waktu itu (2016) sudah berumur 80 tahun lebih.

Para pejuang waktu itu, ujar Nang Remi, mempunyai tempat perlindungan bawah tanah agar tidak terdeteksi oleh tentara Belanda.

Nang Remi mengaku pernah ditangkap dan disiksa tentara NICA (Netherlands India Civil Administration) Belanda. Dia dipaksa untuk menunjukkan lokasi persembunyian para Pejuang Indonesia.

"Saya diinjak-injak tentara NICA Belanda, mereka menanyakan di mana lokasi atau markas perjuang. Meski kepala dan badan saya diinjak-injak, saya tidak mau mengaku," ujar Nang Remi.

Sebagai seorang anggota Kawal para pejuang, dalam kesehariannya Nang Remi berpakaian seperti layaknya rakyat jelata. Meski sudah menyamar seperti rakyat jelata, namun Nang Remi mengaku sering hampir ditembak tentara NICA.

"Tentara NICA ganas-ganas, jika tidak memberi informasi atau mau mengakui lokasi pejuang, tangan kita diikat, kemudian dibawa ke tangsi militer NICA di Perean," kenangnya.

Nang Remi menuturkan, tentara NICA Belanda sebagian besar merupakan orang pribumi (Indonesia) dan berbahasa Indonesia.  Tentara NICA juga dibantu beberapa orang Bali yang menjadi pembantu tentara NICA

"Ada orang Bali waktu itu yang membantu tentara NICA, mereka juga dipersenjatai. Tapi mereka tidak berasal dari desa kami. Mereka juga bawa senjata api,"ujar Nang Remi yang menghabiskan masa tuanya di Banjar Anyar, Perean Kangin, Baturiti, Tabanan.

Waktu itu Nang Remi berpesan kepada generasi penerus, agar mengisi kemerdekaan dan hal-hal positif untuk kemajuan dan kejayaan Bangsa Indonesia.

"Perjuangan mengusir penjajah itu sangat berat, banyak sekali pejuang yang tewas di medan tempur untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia," pungkasnya.
 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami