search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Nyongkolan, Tradisi Mengarak Pengantin Diiringi Gendang
Selasa, 30 Agustus 2022, 09:18 WITA Follow
image

beritabali/ist/Nyongkolan, Tradisi Mengarak Pengantin Diiringi Gendang.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NTB.

Salah satu tradisi yang paling menarik menurut para wisatawan yang sedang berkunjung ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah tradisi Nyongkolan

Nyongkolan merupakan sebuah tradisi dimana sepasang pengantin di arak beramai-ramai layaknya seorang raja menuju rumah sang pengantin wanita. Arak-arakan ini diiringi dan diramaikan dengan berbagai macam alat musik tradisional dan kesenian khas suku Sasak, salah satunya adalah musik tradisional Gendang Beleq (Gendang besar) dan Kecimol. 

Tujuannya agar para warga sekitar mengetahui bahwa pasangan pengantin tersebut sudah menjadi sepasang suami istri yang sah.

Saat pelaksanaan tradisi nyongkolan ini berlangsung, arak-arakan pasangan pengantin didampingi oleh para terune dan dedare (muda mudi) Sasak. Juga ditemani oleh para tokoh agama, tokoh masyarakat, atau pemuka adat beserta sanak saudara berjalan mengelilingi dusun dan desa. Nyongkolan umumnya dilaksanakan di akhir pekan, Sabtu atau Minggu.

Seperti yang terlihat di Dusun Kerandangan, Desa Senggigi, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat pada Sabtu sore (27/8). Tampak para peserta arak-arakan nyongkolan tersebut antusias turun ke jalan sambil mengenakan pakaian khas adat suku Sasak. Untuk pakaian pengiring wanita menggunakan baju Lambung, ada juga menggunakan baju kebaya, kain songket (sarung khas Lombok), penghias kepala, anting dan asesoris lainnya. 

Sementara bagi pengiring laki-laki menggunakan baju model jas berwarna hitam, sarung tenun panjang khas Lombok dan Sapuk (ikat kepala khas Lombok). 

Dikonfirmasi, Kadus Kerandangan M Ramli menerangkan, tradisi Nyongkolan di dusun Kerandangan pada Sabtu sore tersebut merupakan acara nyongkolan pertama kali digelar pasca pandemi Covid-19. Dimana, sejak awal April 2020 lalu, Indonesia bahkan dunia dilanda virus Corona Covid-19, sehingga harus jaga jarak dan tidak bolehkan ada keramaian termasuk kegiatan nyongkolan.

"Alhamdulillah, sekarang sudah aman dan kita diperbolehkan untuk mengadakan keramaian termasuk acara nyongkolan ini," katanya.

Dalam kesempatan ini juga, Kadus Ramli memberikan himbauan kepada masyarakat yang ikut dalam kegiatan nyongkolan agar senantiasa menjaga situasi Kamtibmas agar tetap kondusif. Karena tidak dipungkiri, tingkat antusiasme masyarakat dalam melihat hadirnya acara tradisi nyongkolan yang dua tahun terakhir ditiadakan ini mengundang banyak pasang mata sehingga perlu disadari bahwa terdapat potensi-potensi terjadinya aksi saling dorong satu sama lain.

Editor: Robby

Reporter: bbn/lom



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami